Begini Makna Kemerdekaan Bagi Pemuda Tionghoa Ini

Legislator DPRD Makassar, William

MAKASSAR – Ketua Kerukunan Keluarga Tionghoa Sulawesi Selatan, William memiliki pandangan tersendiri dalam memaknai hari kemerdekaan.

Di HUT RI ke 72, anggota DPRD Kota Makassar ini mengatakan, mestinya menjadi refkeksi perjuangan pahlawan yang telah berperan langsung dalam memerdekakan republik ini.

William menjelaskan, Kemerdekaan tidak terlepas dari sejarah. Dia pun membeberkan meski secara tidak langsung, namun warga Tionghoa juga terlibat dalam kemerdekaan republik indonesia.

Legislator DPRD Makassar, William

Pada saat WR Supratman telah menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tidak ada perusahaan rekaman yang berani membuat disk dan memperbanyak, bahkan mempublikasikan lagu yang hingga saat ini menjadi lagu kebangsaan itu, kecuali warga Tionghoa yang beranama Yo Kim Tjam, yang saat itu memiliki perusahaan rekaman NV Populair.

“Saat itu semua perusahaan rekaman kalang kabut karena Belanda yang mengendus melalui pergerakan bawah tanah. Bahkan jika ada lagu kemerdekaan itu dilarang, saat itu Yo Kim Tjam sahabat WR Supratman dengan besar hati siap merekam lagu Indonesia Raya,” kata William, saat ditemui di Gedung DPRD Kota Makassar, Jln AP Pettarani, Makassar.

Dia mengatakan dirinya banyak mengedukasi anak muda Tionghoa yang melanjutkan pendidikan di tanah air. Edukasi yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada anak – anak muda untuk cinta tanah air.

“Sebelum kita dilahirkan itu, tidak ada yang diberi kesempatan untuk meminta tidak lahir di perut orang Tionghoa, begitupun lahir di tioghoa. Jadi jangan karena Ras yang menjadikan sentimental kita untuk kecintaan kita terhadap tanah air Republik Indonesia,” ucapnya.

Lebih jauh, dia mengatakan bahwa kemerdekaan ini tidak terlepas dari perjuangan politik. Dia mencontohkan kehidupan sehari – hari saja yang penuh dengan keputusan politik. Misalnya saat bangun pagi lalu menyalakan lampu, yang sudah pasti bahwa daya listrik per KWH harus dengan biaya.

“Jadi jangan berpersepsi buruk soal politik, karena politik itu adalah untuk menentukan arah kebijakan semakin membaik. Makanya harus rebut kekuasaan untuk sebuah kebaikan. Karena kalau tidak rebut kekuasaan tidak akan mungkin mempengaruhi kebijakan,” tegasnya.