MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Nasib stadion yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu Stadion terbaik di Indonesia, Stadion Barombong, sampai saat ini masih dalam kondisi terkatung-katung dan tidak menentu.
Stadion yang mulai dibangun sejak tahun 2013 ini belum mendapat tindak lanjut dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga proses pembangunan masih terus mandek.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal (13/6/2019), resume rapat hasil audit Stadion Barombong yang berisi delapan poin muncul, setelah pihak PKP, TGUPP, Dispora, Biro Aset, Biro Hukum, dan Inspektorat melakukan rapat di Lounge kantor Gubernur Sulsel.
Sementara pada hari Jumat (28/6/2019) yang lalu, BPKP menggelar konferensi pers di kantor Inspektorat terkait hasil audit Stadion Barombong yang sudah dilakukan sejak tanggal (17-21/6/019) lalu.
Dalam agenda tersebut Plt Kepala Inspektorat Sulsel, Salim AR, mengatakan bahwa ada dua hal utama yang harus diselesaikan lebih dahulu oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan.
“Yang pertama itu soal alas kepemilikan tanah atau lahan di seputar Stadion. Kemudian penyelesaian konstruksi secara menyeluruh terhadap kondisi bangunan di stadion,. Jadi Pemprov harus bisa menyelesaikan dua hal itu. Kasihan ini bangunan mangkrak,” ungkap Salim.
Menanggapi hal tersebut, CEO PSM Makassar, Munafi Arifuddin, turut bersuara. Pria yang akrab disapa Appi tersebut mengatakan bahwa PSM Makassar memang seddang butuh stadion yang layak. Maka kemungkinan Barombong bisa menjadi solusi.
“Kalau soal Stadion Barombong sebenarnya saya tidak bisa komentar apa-apa, karena itu Ranahnya Pemerintah Provinsi. Tapi kota ini butuh juara. Kita ini mau juara. Sehingga kita harus ditopang dengan infrastruktur yang baik,” ungkap Appi.
“Kalau infrastruktur yang baik ada, maka animo orang mau datang melihat itu lebih besar, baik itu penonton maupun pemain. Kalau stadionnya bagus, terpelihara dengan baik, saya pikir tidak ada alasanuntuk tidak menggelar event-event internasional di kota ini,” lanjut Appi.
Appi juga mengatakan bahwa sepak bola itu bukan sekadar olah raga, tetapi juga bisa menarik beberapa keuntungan di berbagai sektor, seperti pariwisata dan perrekonomian kota Makassar.
“Sepak bola ini bukan sekadar olah raga saja, tetapi kita bisa memperlihatkan kota kita. Seandainya kemarin AFC main di sini, maka empat tim besar dari luar akan datang ke Makassar. Nah ini yang saya harapkan, mudah-mudahan pemerintah mampu merealisasikan ini.”
“Kami juga ingin tapi tidak semudah itu. Mana harus cari lahannya, kajian studinya, ini itunya. Kalaukami bangun ulang, paling cepat tiga tahun baru selesai. Barombong saja sampai sekarang tidak kelar-kelar kan? Nah saya akan segerra temui pemilik stadion (Mattoangin) untuk didaftarkan sebagai alternatif AFC,” tegasnya.
Penulis : Widyawan Setiadi
