26 C
Makassar
Thursday, March 28, 2024
HomeNasionalDemi Kembangkan Kawasan Ini, Presiden Jokowi Kirim Tiga Menteri ke Kalteng

Demi Kembangkan Kawasan Ini, Presiden Jokowi Kirim Tiga Menteri ke Kalteng

- Advertisement -
- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutus tiga orang menteri ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk untuk ikut serta dalam pengembangan kawasan pangan terpadu atau food estate.

Ketiga petinggi tersebut yakni, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR, Basuki Hadimuljono dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Food estate sebagai upaya pemerintah mengantisipasi adanya krisis pangan yang melanda dunia yang sempat jadi perhatian FAO.

“Telah diputuskan Bapak Presiden, tadinya ada 3 alternatif di Sumatera Selatan, Merauke, dan Kalimantan Tengah. Diputuskan dipilih di Kalteng di eks lahan gambut. Tapi ini yang tidak ada gambutnya, ini adalah aluvial,” kata Basuki dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Rencana Jokowi ini diungkapkan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI Rabu (24/6/2020).

Ia menjelaskan, proyek ini dia garap dengan melibatkan sejumlah kementerian termasuk pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo. Alasannya, sektor pangan termasuk ketahanan pangan non-militer.

Tahun ini PUPR mendesain rehabilitasi jaringan irigasinya. 165 ribu hektare itu tahun depan kita mulai dengan menggerakkan BUMN. Menhan juga termasuk untuk bisa ikut karena menurut beliau, ini adalah program ketahanan non-militer,” ungkap Basuki.

Basuki juga sempat menjelaskan sejauh mana Prabowo akan terlibat. Alasan keterlibatan Prabowo adalah untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.

BACA: Daftar Makanan dan Minuman bisa Buat Maag Kambuh

“Ketahanan pangan itu diperlukan untuk ketahanan non-militer. Jadi beliau [Prabowo] akan menggerakkan pemuda-pemuda yang dibekali dengan kompetensi komputer dan pertanian,” kata Basuki.

menjelaskan bahwa proyek tersebut bakal dikerjakan di atas lahan seluas 165 ribu hektare. Meski sebenarnya terdapat lahan potensial seluas 295.500 hektare, pemerintah fokus terlebih dahulu ke lahan 165 ribu hektare.

BACA JUGA :  Jaga Kearifan Lokal, Kesultanan Buton Diapresiasi Presiden Jokowi

“Dari 165 ribu hektare itu, yang sudah diolah petani setiap tahun 85.500 hektare fungsional, yang PU selalu pelihara setiap tahun secara reguler ada 57 ribu hektare,” ujar Basuki.

Dikatakan bahwa sebanyak 57.200 hektare perlu dilakukan intensifikasi. Sebab, lahan pertanian ini sebelumnya sudah ada namun tak terlalu terurus.

“Kita ingin intensifikasi 57.200 hektare. Dulu sudah dicetak sawahnya,tapi karena tidak dikerjakan dia menyemak kembali. Ini perlu peningkatan jaringan irigasinya,” imbuhnya.

Basuki sempat meninjau lokasi tersebut secara langsung. Dari pemantauan itu ditemukan sejumlah persoalan. Dia menyebut, selama ini dari lahan seluas 57.200 hektar tersebut hanya mampu memproduksi hasil panen 1,7 ton – 2,9 ton per hektare.

spot_img

Headline

Populer