MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar pelatihan calon pelatih saksi TPS, di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani Kota Makassar, Rabu 18 Oktober 2023.
Deputi Diklat Badan Koordinasi Saksi Nasional (BKSN) Demokrat, Iwan Rinaldo S hadir pada kegiatan tersebut sebagai pemateri.
Iwan mengatakan, Partai Demokrat telah memiliki badan adhock pertama yang disebut BKSN yang nantinya akan mengkoordinir para saksi partai di seluruh TPS. Kegiatan itu membuat keseragaman saksi TPS yang akan mengawal suara yang diperoleh dari Caleg Partai Demokrat.
“Kita memberikan materi bahwa saksi yang hadir TPS nantinya betul-betul dari Partai Demokrat yang memiliki militansi, daya tahan dan daya juang yang sama dan memiliki visi perjuangan partai sehingga mereka memiliki kepemilikan yang baik dan bertahan untuk mengawal suara partai,” kata Iwan.
Selain bertugas mencatat suara partai, para saksi juga diminta untuk mengajak orang-orang di lingkungannya agar memilih partai demokrat.
“Tapi kita mengikuti regulasi yang ada, pada saat di hari pemilihan, para saksi atau sunsur yang kita miliki tidak lagi mempengaruhi orang untuk memilih,” ungkapnya.
Selain itu, Iwan juga membeberkan bahwa Demokrat memiliki aplikasi yang nantinya akan digunakan oleh para saksi TPS.
“Aplikasi ini bukan lagi quick count, melainkan real time yang diupload langsung oleh petugas saksi di TPS,” ungkapnya.
Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah Erbe menambahkan, kegiatan tersebut untuk memberikan materi terhadap calon pelatih saksi yang nantinya akan merekrut para saksi yang bertugas di setiap TPS.
“Jadi kita latih pelatih, jadi pelatihnya yang kita latih jumlah nya 95 orang. mengapa selama ini kita langsung melakukan rekrutmen saksi, yang direkrut juga tidak jelas, jadi kita latih dulu pelatihnya, tahap selanjutnya kita rekrut saksi,” kata Ulla sapaan akrab Ni’matullah Erbe.
Pelatihan itu penting digelar, karena adanya hal yang baru. Salah satunya yaitu DPP Partai Demokrat membuat aplikasi online.
“Dimana data orang-orang yang menjadi saksi kita minta betul, karena kalau kami di Demokrat ketika dia menjadi saksi di desa A tidak boleh menjadi saksi di desa B. Inilah yang harus kita latih secara serius, agar tahap selanjutnya dia bisa tahu betul bahwa rekrutmen tidak asal comot orang,” ujarnya.
“Kalau saksi kita tidak cukup militan, tidak komitmen itu mudah dibayar oleh orang lain, ketika kita kasi 10, orang lain memberi 12 bisa saja dia lari. hal-hal seperti itu kita antisipasi,” pungkasnya.