25 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeRagamOKP Lintas Agama di Makassar Deklarasi Tolak Radikalisme

OKP Lintas Agama di Makassar Deklarasi Tolak Radikalisme

- Advertisement -

SULSELEKPRES.COM – Sejumlah tokoh dari organisasi sosial kemasyarakatan (Ormas), organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) serta mahasiswa Makassar melakukan deklarasi menolak paham radikalisme.

Deklarasi itu digelar di rumah makan Torani jalan Urip Sumiharjo Makassar, Rabu 21 April 2021.

Kegiatan yang dihadiri oleh para pimpinan ormas, OKP serta pemuda dan mahasiswa Makassar dan Sulsel ini dimediasi oleh Poros Pemuda Indonesia (PPI) yakni berasal dari ketua bidang pengkaderan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Makassar Stenly Putra Salu.

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Makassar Herianto Ebong, Ustad Dr Abdul Wahid, ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar Mukhtar Kamal.

Ketua Pemuda Muslimin Indonesia Kasman, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Hasril, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHDI) Makassar Gangga Datta.

Sebelum deklarasi, para pimpinan ormas dan OKP memberikan testimoni yang berisi ajakan untuk memperkuat toleransi hingga penegasan penolakan radikalisme serta mengutuk aksi terorisme yang terjadi di sejumlah daerah.

Abdul Wahid menegaskan bila aksi yang dilakukan teroris merupakan kejahatan kemanusiaan dan kriminal murni.

“Pemahaman Islam sangat kontra produktif terkait aksi radikalisme, sebaliknya radikalisme identik sangat kental dengan nuansa politik agenda radikalisme berujung teror bertentangan dengan esepsi nilai ajaran agama manapun eksiatensi Pancasila sudah selesai dan menjadi ideologi negara,” kata Abdul Wahid.

Selanjutnya, Ketua Pemuda Muslimin, Kasman mengatakan, agama selalu menjadi alasan dari tindakan radikal yang terjadi, rata-rata pelaku teror adalah orang berusia muda.

“Keberadaan OKP berbasis keagamaan dan kebangsaan bisa menjadi ujung tombak bergerak untuk menangkal radikalisme,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua bidang pengkaderan GMKI, Stenly mengungkapkan bahwa radikalisme tidak terlepas dari pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang kurang, pemuda butuh penguatan untuk menyatukan pemikiran bagaimana memberi pemahaman agar terhindar dari penyebaran radikalisme.

“GMKI melihat aksi teror di tanah air bukan produk agama tertentu dan murni sebagai aksi kejahatan kemanusian yang perlu diperangi bersama,” tegasnya.

Ketua KMHDI juga menyampaikan dalam ajaran manapun kita sepakat tindakan radikal adalah bukan ajaran agama manapun, Nilai Pancasila sepertinya perlu lagi diperkuat digaungkan dalam lingkungan kampus/sekolah, untuk menghindari penyebarannya sejak dini.

Selanjutnya dari PMKRI Makassar, Herianto Ebong dalam pernyataanya mengarahkan
terkait tindakan teror beberapa waktu lalu bertujuan mengganggu keharmonisan antar umat beragama, pemahaman Pancasila tentunya harus melekat dari diri pemuda sehingga tidak mudah terpapar.

“Pemuda Katolik menegaskan bahwa tidak takut, sebaliknya dengan adanya bom Gereja Katedral kami menjadi kuat dan semakin dekat dengan antar umat beragama,” ujarnya.

Dari GMNI kota makassar, Mengajak OKP agar kembali masuk kampus untuk mempersempit penyebaran paham radikalisme.

Terakhir dari sekretariat KAMMI kota makassar Menghimbau kepada para pemuda agar berhati-hati mengadopsi pemahaman agama yang tidak benar, Kammi secara umum menolak dan mengecam aksi terorisme, dan menuntut pemerintah agar mengedepankan giat pencegahan.

- Advertisement -

SULSELEKPRES.COM – Sejumlah tokoh dari organisasi sosial kemasyarakatan (Ormas), organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) serta mahasiswa Makassar melakukan deklarasi menolak paham radikalisme.

Deklarasi itu digelar di rumah makan Torani jalan Urip Sumiharjo Makassar, Rabu 21 April 2021.

Kegiatan yang dihadiri oleh para pimpinan ormas, OKP serta pemuda dan mahasiswa Makassar dan Sulsel ini dimediasi oleh Poros Pemuda Indonesia (PPI) yakni berasal dari ketua bidang pengkaderan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Makassar Stenly Putra Salu.

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Makassar Herianto Ebong, Ustad Dr Abdul Wahid, ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar Mukhtar Kamal.

Ketua Pemuda Muslimin Indonesia Kasman, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Hasril, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHDI) Makassar Gangga Datta.

Sebelum deklarasi, para pimpinan ormas dan OKP memberikan testimoni yang berisi ajakan untuk memperkuat toleransi hingga penegasan penolakan radikalisme serta mengutuk aksi terorisme yang terjadi di sejumlah daerah.

Abdul Wahid menegaskan bila aksi yang dilakukan teroris merupakan kejahatan kemanusiaan dan kriminal murni.

“Pemahaman Islam sangat kontra produktif terkait aksi radikalisme, sebaliknya radikalisme identik sangat kental dengan nuansa politik agenda radikalisme berujung teror bertentangan dengan esepsi nilai ajaran agama manapun eksiatensi Pancasila sudah selesai dan menjadi ideologi negara,” kata Abdul Wahid.

Selanjutnya, Ketua Pemuda Muslimin, Kasman mengatakan, agama selalu menjadi alasan dari tindakan radikal yang terjadi, rata-rata pelaku teror adalah orang berusia muda.

“Keberadaan OKP berbasis keagamaan dan kebangsaan bisa menjadi ujung tombak bergerak untuk menangkal radikalisme,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua bidang pengkaderan GMKI, Stenly mengungkapkan bahwa radikalisme tidak terlepas dari pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang kurang, pemuda butuh penguatan untuk menyatukan pemikiran bagaimana memberi pemahaman agar terhindar dari penyebaran radikalisme.

“GMKI melihat aksi teror di tanah air bukan produk agama tertentu dan murni sebagai aksi kejahatan kemanusian yang perlu diperangi bersama,” tegasnya.

Ketua KMHDI juga menyampaikan dalam ajaran manapun kita sepakat tindakan radikal adalah bukan ajaran agama manapun, Nilai Pancasila sepertinya perlu lagi diperkuat digaungkan dalam lingkungan kampus/sekolah, untuk menghindari penyebarannya sejak dini.

Selanjutnya dari PMKRI Makassar, Herianto Ebong dalam pernyataanya mengarahkan
terkait tindakan teror beberapa waktu lalu bertujuan mengganggu keharmonisan antar umat beragama, pemahaman Pancasila tentunya harus melekat dari diri pemuda sehingga tidak mudah terpapar.

“Pemuda Katolik menegaskan bahwa tidak takut, sebaliknya dengan adanya bom Gereja Katedral kami menjadi kuat dan semakin dekat dengan antar umat beragama,” ujarnya.

Dari GMNI kota makassar, Mengajak OKP agar kembali masuk kampus untuk mempersempit penyebaran paham radikalisme.

Terakhir dari sekretariat KAMMI kota makassar Menghimbau kepada para pemuda agar berhati-hati mengadopsi pemahaman agama yang tidak benar, Kammi secara umum menolak dan mengecam aksi terorisme, dan menuntut pemerintah agar mengedepankan giat pencegahan.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img