MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Sejumlah mahasiswa Papua yang ada di Kota Makassar mengikuti diskusi di salah satu cafe, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Minggu, (29/8/2021).
Dalam diskusi bertema papua adalah Indonesia itu dua akademisi masing-masing yakni Prof. Laode Husen dari Universitas Muslim Indonesia dan Abdul Haris Hamid dari Universitas Bosowa.
Abdul Haris Hamid mengatakan bahwa meskipun Papua bagian Indonesia yang paling terakhir bergabung dalam republik Indonesia, namun secara pengakuan internasional karena tercatat di resolusi PBB.
“PBB yang menyerahkan ke Indonesia setelah sebelumnya Belanda memberikan ke PBB,” katanya.
Pengakuan internasional dari PBB itu diperkuat dengan diadakannya Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di Papua (Irian Barat saat itu). Di mana perwakilan rakyat saat itu sepakat bahwa Papua masuk dalam wilayah Indonesia.
“Jadi usaha kelompok (yang ingin Papua merdeka) agak sulit dalam hukum internasional,” jelasnya.
Namun, yang menjadi soal saat ini adalah bagaimana masyarakat Papua bisa lebih sejahtera, cerdas, dan melindungi mereka sesuai dengan konstitusi. Hal itu katanya harus dijawab mengingat Papua memiliki sumber daya alam yang sangat baik.
“Jika tidak ini akan menjadi bom waktu. Jika ada ketimpangan antara pendatang dan warga asli Papua,” jelasnya.
Sementara, Laode Husen yang juga merupakan Dekan Fakultas Hukum UMI itu, mengatakan bahwa yang harus dilakukan adalah bagaimana mengubah cara berpikir masyarakat Papua agar bisa maju dan memajukan daerahnya.
Ia menyebut, Papua memiliki sumbar daya alam yang sangat luar biasa, sehingga untuk bisa mengolah itu dengan maksimal maka harus didukung dengan Sumber daya manusia yang baik. Sehingga, kesejahteraan bisa diraih.
“Ibarat gadis cantik, Papua memiliki daya tarik yang semua orang mau ke sana. Sehingga, ini harus disikapi dengan baik,” jelasnya.