Jeruk Nipis jadi Penghitung Jumlah Leukosit

Ahmad Fajri Idham/ IST

MAKASSAR – Mungkin selama ini, kita mengenal air perasan jeruk nipis sebagai salah satu produk yang dapat
membantu program diet,  menurunkan kadar minyak di wajah atau minuman pelepas dahaga.

Namun, ternyata jeruk yang mengandung asam lemah ini dapat dugunakan sebagai bahan untuk dunia kesehatan. Adalah Ahmad Fajri Idham, peraih IPK 3,94, asal Sekolah Tinggi  Ilmu Kesehatan (Stikes) Mega Rezky Makassar ini, membuat sebuah penelitian dan telah diakui tingkat nasional, yang dihelat di Lombok, baru- baru ini. Ia menjadi pemenang lomba kategori promosi kesehatan pada ajang Olimpiade Nasional Tehnologi Laboratorium  Medik 2017.

“Jeruk nipis yang mengandung asam lemah. Sebab segala bentuk asam lemah dapat memecahkan sel dara. Maka jeruk nipis itu, saya modifikasi sebagai pengganti komposisi larutan untuk pemeriksaan hitung darah putih. Biasanya untuk menghitung darah putih itu menggunakan larutan turk,” ujar dia, saat berkunjung ke redaksi Sulselekspres.com, Jumat (11/8).

Dia menyebutkan, ada tiga jenis pertandingan, yakni teknik keahlian, cerdas cermat, promosi kesehatan. Dia mengambil promosi kesehatan yang salah satu persyaratannya harus melalui penelitian.

Sebelum masuk ke dalam gedung laboratorium yang penuh dengan peralatan percobaan kimia, ia menuju pasar Antang untuk membeli jeruk nipis, lima buah yang sempat dikira untuk digunakan dalam masakan.

“Jadi sebelum ikut lomba, saya sudah melakukan penelitian dengan membandingkan air jeruk nipis dan larutan turk,” ujar dia.

Ia mengambil 3 mili darah (flebotomi), kemudian dimasukkan di tabung EDTA. Dengan bantuan pipet, thoma disesuaikan dengan jumlah ukuran, dan dilakukan modifikasi.

“Ada 10 sampel yang saya gunakan, dan dibantu seorang teman menghitung di larutan turk dan saya di larutan jeruk nipis. Sebab darah tidak bisa lebih dari dua jam di udara terbuka, akan rusak nantinya,” jelas mahasiswa penerima beasiswa PPA Dikti 2017 itu.

Dengan penelitian sekitar seminggu, Ketua Komunitas Mahasiswa Ahli Tehnologi Laboratorium Medik (KMTLM) Stikes Mega Rezky itu, akhirnya mampu membuktikan hingga tingkat nasional dengan surat pernyataan bahwa hal itu adalah murni hasil penelitian.