Kemenkes Puji Program Rabies Centre Diskes Parepare

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Parepare Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Parepare, Sriyanti Ambar, saat memaparkan program inovasi RC/IST

PAREPARE, SULSELEKSPRES.COM – Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Parepare, menjadi salah satu peserta pertemuan koordinasi dan workshop penguatan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2TVZ) terpadu, di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), yang diikuti 34 Provinsi se-Indonesia, dan sejumlah Kabupaten/Kota selama tiga hari sejak tanggal 1 hingga 3 Februari.

Baca: LPKA Parepare: Gelar Yasinan dan Bagikan Iqra

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Parepare Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Parepare, Sriyanti Ambar mengatakan, dalam kegiatan tersebut Diskes Parepare menjadi salah satu dari lima peserta yang mendapat undangan khusus, sebagai Best Practise untuk memaparkan program inovasi Rabies Centre (RC). Karena, kata dia, program tersebut dipandang mendukung program pembangunan kesehatan menuju Indonesia bebas rabies 2020.

Dia menjelaskan, RC adalah wadah untuk pencegahan kasus gigitan hewan penular rabies. Sehingga, katanya, kehadiran RC merupakan tindakan nyata dalam bentuk pencegahan sebelum adanya korban kematian yang berasal dari penyakit tersebut.

Baca: Kisruh Tarif Parkir, Ini Penjelasan Kepala LPKA Parepare

“Alhamdulillah. Parepare, belum ada kasus kematian akibat rabies, kecuali pasien rujukan dari luar wilayah Parepare,” katanya, Minggu (04/02/2018).

Dia mengemukakan, kehadiran RC sangat dimungkinkan sebagai salah satu strategi pencegahan dan pengendalian rabies. Hanya saja, lanjut dia, persoalan rabies tentunya sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama lintas program, lintas sektor, lintas wilayah, stakeholder pemangku kepentingan n pemangku jabatan di setiap jenjang administrasi, dan keterlibatan segenap unsur masyarakat.

Sementara, Kasubdit Zoonosis Ditjen P2P Kemenkes RI, Endang Burni Prasetyowati membeberkan, berdasarkan data yang dihimpun Subdit Zoonosis menyebutkan, Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan tertinggi pertama kematian akibat rabies di Indonesia. Sehingga, kata dia, upaya pencegahan dan pengendaliannya perlu dilakukan secara optimal.

“Itu membutuhkan dukungan segenap stakeholder pemangku jabatan, pemangku kepentingan, dan seluruh komponen masyarakat secara terpadu one health, untuk mewujudkan target Indonesia eliminasi rabies 2020,” terangnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi dan memuji program RC dari Diskes Parepare, yang sejalan dengan misi Kemenkes RI. Oleh karena itu, katanya, program tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Penulis: Luki Amima