Langkah Semangat Danny, Penghormatan Untuk Pahlawan Makassar

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Langkah Danny Pomanto nampak ringan dan bersemangat. Hari ini, kota yang dipimpinnya, berusia 410 tahun. Usia yang sangat matang dan dewasa.

Sejumlah peristiwa besar telah dilalui kota Makassar, tentunya ada sejarah. Bicara tentang sejarah, tentu tidak akan lepas dari orang-orang pendahulu yang telah berjuang, itulah Pahlawan.

Pentingnya Pahlawan bagi Danny, tidak diragukan lagi. Sejumlah kegiatan penting kota Makassar selalu melibatkan para pahlawan. Bahkan Danny pernah melantik pegawainya di taman Makam Pahlawan beberapa waktu lalu.

Langkah Danny yang ringan itu dipersembahkan untuk mengunjungi dua makam pahlawan di kompleks pemakaman raja-raja Tallo. Mereka adalah Karaeng Parang-parang Karaeng Bainea Ri Tallo dan Sultan Mudaffar Karaeng Kanjilo ammalianga ritimoro Raja Tallo ke VII.

Didampingi Wakil Walikota, Syamsu Rizal, dibawah lellung Danny mengikuti seluruh ritual, mulai dari melakukan salam Anggaru sebelum masuk ke lingkungan Makam. Hal ini, mencerminkan rasa hormat dan cinta kasih Danny yang sebesar-besarnya kepada para pahlawan.

Sebelumnya, ia mengunjungi Timungan Lompoa Ri Tallo dan memasuki Bungung Baraniya atau sumur pemberani. Danny pun membasuh mukanya dengan air yang diambil dari sumur itu.

Dahulunya Bungung Baraniya itu dijadikan bagi para raja atau pun pahlawan sebagai tempat membasuh dirinya sebelum berangkat berperang. Karena kejernihannya pula air disumur itupun dapat diminum langsung. Konon katanya, sumur tersebut tak pernah surut ataupun kering.

Lantas setelah itu, Danny bersama jajaran SKPD Pemerintah Kota Makassar melakukan prosesi upacara di depan makam Karaeng Parang-parang Karaeng Bainea Ri Tallo.

Makam tersebut merupakan anak dari raja sebelumnya, yang memerintah Tallo bersama suaminya Tunijallo, Raja Gowa ke-12.

Kata danny, dari tempat ini dirinya bisa mengambil pelajaran sejarah dari proses kelahiran kota Makassar.

“Ada tiga hal yang bisa di tarik dari hari ini dijadikan nilai untuk membangun makassar dalam perjuangan sebuah pelajaran. Pertama, Makassar lahir dan dideklarasikan usai Shalat jumat. Kedua, Makassar lahir daru kebersamaan dan ketiga Makassar lahir karena persatuan pikiran-pikiran dari berbagai pihak dahulunya,” ungkapnya.

Prosesi upacara ini sangat hikmat dan disaksikan oleh seluruh warga serta satuan tugas (satgas), para RT/RW, Camat dan Lurah se- Kota Makassar.

Turut mendampingi Raja Tallo, Ketua Umum Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara dan Sekjen Raja Bonea Selayar. (*).