MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Lembaga Setara Institute mencatat Makassar adalah salah satu kota yang ada di Indonesia sebagai wilayah intoleran. Makassar bahkan masuk dalam sepuluh besar.
Hasil riset yang dikeluarkan oleh Lembaga Setara Institute terkait indeks kota toleransi tersebut menempatkan Kota Makassar di urutan ke delapan dari sepuluh kota paling intoleran dengan nilai 3.63 persen. Satu tingkat di atas Medan.
Dalam riset itu Lembaga SETARA Institute disusun dengan mengutamakan praktik-praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia, dengan memeriksa seberapa besar kebebasan beragama/berkeyakinan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial dijamin dan dilindungi melalui regulasi dan tindakan.
Kemudian, menyandingkannya dengan realitas perilaku sosial kemasyarakatan dalam tata kelola keberagaman kota, khususnya dalam isu agama/keyakinan, gender, dan inklusi sosial. Dengan menggunakan paradigma negative rights, sesuai dengan karakter rumpun kebebasan sipil politik, yang diukur secara negatif.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, menilai bahwa indikator yang digunakan oleh lembaga tersebut harys diluruskan. Sebab, hasil riset mereka berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.
“Yang pertama adalah saya cukup prihatin dengan hal itu. Karena kenyataannya tidak seperti itu, sebab inilah kota yang paling toleran,” katanya, saat dikonfirmasi, Rabu (12/12/2018).
Dia mencontohkan bahwa Singkawang yang dalam riset tersebut masuk dalam sepuluh besar kota paling toleran di Indonesia justeru dalam pandangannya intoleran. Hal itu, kata Danny, jika dilihat dari kondisi Islami di wilayah itu.
“Jadi ukuran apa yang menempatkan Makassar sebagai kota tidak toleran. Ini perjelas ukurannya. Saya ragukan kriteria risetnya,” tegasnya lagi.