Nurdin Abdullah Bandingkan Rumah Sakit Bantaeng dan Luwu

Nurdin Abdullah

LUWU, SULSELEKSPRES.COM – Wilayah Luwu Raya menjadi salah satu daerah yang menjadi sasaran kampanye dialogis Calon Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Sabtu (17/3/2018).

Sebelum tiba di Luwu Timur Bupati Bantaeng dua periode ini memilih menghadiri undangan tokoh masyarakat Luwu untuk bersilaturahmi di Kecamatan Ponrang Luwu.

Dalam kesempatan ini, Nurdin Abdullah menyinggung dan memperbandingkan kondisi Rumah Sakit yang ada di Luwu dan Bantaeng yang telah dipimpinnya selama dua periode. Hal ini bermula dari adanya keluhan dari warga terkait masalah yang ada di Luwu.

Baca Juga: 

Di Soppeng: Nurdin Abdullah Didatangi Pemilih, Agus Kumpulkan Warga

Kritik Siapa? Nurdin Abdullah Sebut Jangan Naik Pajero Kalau Mau Tau Kondisi Jalan

Nurdin Abdullah Bicara Ini di Kampung NH

Dalam kesempatan tersebut, sedikitnya terlihat 3 dari tokoh masyarakat mengajukan pertanyaan dengan lertanyaan yang hampir sama, yakni kelangkaan ambulance dan kualitas rumah sakit.

“Pak Prof kami di Luwu mau mengeluh masalah rumah sakit, kami rasa tidak bisa lagi kita terus – terusan merujuk ke kota,” ungkap salah satu penanya, melalui rilis yang diterima Sulselekspres.com, Sabtu (17/3/2018).

Setelah itu, Nurdin Abdullah pun memberikan solusi dengan menceritakan masalah yang dihadapi oleh daerah yang dipimpinnya di Kabupaten Bantaeng.

Baca: Ichsan Yasin Limpo: Sosok Pecatur Politik Penuh Kejutan

Alumni Perguruan Tinggi Jepang ini menuturkan, jika apa yang terjadi di Luwu, juga dulunya terjadi di Kabupaten Bantaeng, namun kini masalah itu sudah tak ada lagi.

“Hal ini juga menjadi masalah Kabupaten Bantaeng dulu, tapi sudah tidak lagi menjadi masalah. Saya tidak mau bercerita banyak, bapak ibu bisa datang sendiri ke Bantaeng,” ungkapnya yang kemudian di tutup dengan tepuk tangan meriah oleh seluruh audience.

Sedangkan untuk masalah di Sektor Pertanian, Nurdin Abdullah memberikan contoh pada apa yang dia lakukan di Bantaeng dengan mendorong pertanian berbasis teknologi.

“Bantaeng sudah menjadi kabupaten benih berbasis teknologi sejak tahun 2011, jadi bibit bukan lagi menjadi masalah kita di Bantaeng, bahkan kami sudah bisa mempercepat panen hingga 3x per tahun,” pungkasnya.

Penulis: Abdul Latif