MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV, diminta untuk memenuhi kebutuhan gula pasir di wilayah Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia Timur.
Hal itu diutarakan langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, saat menerima kunjungan Direktur Utama PTPN XIV, Ryan Wisnuardhy, di kantor Gubernur Sulsel, jalan Urip Sumoharjo, Rabu (5/8/2020).
Nurdin berharap, PTPN XIV sebagai produsen gula di Sulsel, bisa menjadi solusi dalam menangani kelangkaan gula di provinsi paling Selatan pulau Sulawesi ini. Bahkan, jika memungkinkan, pasokan gula PTPN XIV bisa melebarkan ekspansi ke wilayah Indonesia timur.
“Kalau bisa bukan hanya untuk kebutuhan di Sulawesi Selatan saja, tapi kalau bisa untuk Indonesia bagian timur,” ujar Nurdin.
Menanggapi hal ini, Ryan tidak menampik keinginannya memperlebar sayap usaha. Akan tetapi, dalam waktu dekat ini pihaknya akan fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok gula di Sulsel.
Bahkan, Ryan mengaku PTPN XIV sudah menyediakan gula dengan merk lokal. Hal ini dilakukan tentunya untuk memaksimalkan stok gula di Sulsel. Agar tidak terjadi kelangkaan.
Lebih jauh Ryan mengatakan, PTPN XIV saat ini sudah memiliki tiga cabang. Untuk pabrik yang sudah beroperasi baru dua, yaitu di Kabupaten Takalar dan Camping. Sementara di Kabupaten Bone, baru akan dimulai pada tanggal (9/8/2020)mendatang.
“Pada intinya Pak Gubernur Sulsel sangat mendukung PT PN XIV. Dia juga akan dijadwalkan hadir dalam giling perdana nanti 9 Agustus,” ujar Ryan.
Ryan menjelaskan, dirinya sengaja menemui Gubernur Sulsel untuk melaporkan prospek kedepannya terkait produksi gula yang dikemas dengan brand lokal, Gulata.
“Kami juga akan terjun ke dunia retail dengan membuat gula merek lokal. Namanya Gulata. Saya sudah sampaikan
Kita harapkan Gulata nantinya bisa mengangkat nilai-nilai lokal, bahwa kita punya produk lokal yang bisa membanggakan,” jelasnya.
Untuk target produksi tahun ini, tiga pabrik tersebut diharapkan mampu memproduksi hingga 50 persen, dari tahun sebelumnya. Mengingat saat ini kondisi Covid-19 masih menjadi ancaman.