25 C
Makassar
Tuesday, April 16, 2024
HomeNasionalRocky Gerung Sindir Aktivis Dilingkaran Istana: Feodal dan Buta Akal

Rocky Gerung Sindir Aktivis Dilingkaran Istana: Feodal dan Buta Akal

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Pengamat politik Rocky Gerung ikut menyindir sikap diam para aktivis yang berada dalam lingkaran kekuasaan terhadap isu-isu publik.

Mantan pimpinan ICW yang kini menjabat Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki menjadi orang yang paling disorot Rocky.

BACA: Bahas Soal Anggota DPRD Gadaikan SK di Bank, Rocky Gerung Sentil Presiden

Rocky mengatakan, mereka para aktivis dulu didorong dulu masuk istana supaya menghasilkan diskursus tentang Human Rights ataupun anti korupsi.

“Ketika ada didalam (istana) justru cari suaka. Kita dorong dia untuk melakukan narasi HAM tapi gugup berhadapan dengan mata jendral saat rapat soal HAM,” kata Rocky Gerung dilansir Sulselekspres dari tayangan Youtube Rocky Gerung Official, (19/9/2019).

BACA: Menpora Imam Nahrawi Tersangka KPK, Rocky Gerung: Hidung Pasti Makin Panjang

“Dalam soal kurupsi juga begitu. Bahkan tak ada satupun pikiran kritis dari mantan aktivis ini tentang KPK. Mereka bukan sekedar tutup mulut, tapi juga butuh huruf terhadap justice,” tambahnya.

Rocky kemudian mengapresiasi munculnya suara dari aktivis ICW yang mengingatkan hilangnya suara dari aktivis senior dalam istana.

“Supaya publik tahu mereka butuh huruf, junior-junior ini mengingatkan bahwa hey teman-teman kalian disana orang buta huruf dan butuh akal,” kata dia.

Rocky sendiri mengaku heran kenapa para aktivis bisa tersihir ketika sudah berada dalam lingkaran kekuasaan.

“Heran kenapa bisa disihir. Orang yang bisa disihir artinya pertahanan mental rapuh, atau daya pikirnya betul-betul terbatas, ketiga tentu bisa dirumuskan feodalisme masih bekerja,” ujar Rocky.

Seperti diketahui, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengritik para aktivis yang kini berada di lingkungan Istana. Ada 8 tokoh yang disindir oleh ICW.

Seperti Teten Masduki, Johan Budi, Ifdhal Kasim, Fadjroel Rachman, Alexander Lay, Jaleswari Pramodhawardhani, Andrinof Chaniago, dan Abetnego Tarigan.

Teten sendiri saat dikonfirmasi soal sindiran ICW tidak ingin memberikan banyak tanggapan.

“Enggak mau komentar lah. Wajar lah mereka marah,” ucap Teten, singkat, di Kompoleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/9) dikutip dari JPNN.

Hal senada juga disampaikan oleh Jaleswari Pramodhawardhani, mantan peneliti LIPI dan penggiat reformasi militer.

“Saya memahami kawan-kawan ini sedang kecewa. Karenanya, saya tidak ingin berpolemik lebih lanjut soal ini. Pesannya sudah tersampaikan,” ucap Jaleswari yang kini menjabat Deputi V Kantor Staf Presiden.

(*)

spot_img

Headline

Populer

spot_img