MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD kota Makassar, Andi Bukti Djufri, menyampaikan sejumlah kendala yang dialami jajaran pegawai DPRD kota Makassar selama pandemi.
Memurutnya, sejumlah pegawai sempat merasa kesulitan dengan protokol kesehatan di awal-awal adaptasi. Sebab, di awal pandemi, semua orang masih merasakan ketakutan yang cukup tinggi.
Hal ini disampaikan Bukti dalam agenda Refleksi Akhir Tahun 2020 Humas DPRD kota Makassar, dengan tema Motivasi Kerja di Masa Pandemi, yang berlangsung di Pelataran Gedung DPRD kota Makassar, jalan A.P Pettarani, Jumat (11/12/2020) sore.
“Covid itu mulai masuk bulan Maret ya. Di awal-awal adaptasi, itu sangat sulit sekali. Tingkat ketakutan itu masih terlalu tinggi. Jadi was-was nya berlebihan,” ujar Bukti.
“Dulu kita kan tidak berani bersentuhan, tidak jabat tangan, bahkan barang-barang yang sudah disentuh orang lain, kita takut untuk sentuh lagi,” lanjutnya.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan situasi, semua pegawai sudah bisa beradaptasi dan bekerja normal, sekalipun kerja dari rumah sempat diterapkan dalam waktu cukup lama.
Terlebih lagi, pada saat ada staf yang tetkonfirmasi positif, pihak DPRD langsung memberikan instruksi untuk menerapkan work from home (bekerja dari rumah).
“Work from home (WFH) sempat diterapkan. Terlebih lagi waktu ada staf kami yang positif, wah semua panik. Makanya staf dan pegawai langsung diinstruksikan isolasi mandiri,” jelas Bukti.
“Sekarang sudah normal. Ketakutan-ketakutannya sudah berkurang. Yang jelas lebih waspada dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak itu harus jadi prioritas,” lanjutnya.
Lebih jauh Bukti Mengatakan, untuk saat ini, imunitas staf dan pegawai lebih diprioritaskan, seperti melakukan olahraga dan menerapkan 3M.
“Sekarang kita selalu berupaya meningkatkan imunitas pegawai dan staf. Sudah rutin olahraga, seperti senam setiap hari Jumat,” tutup Bukti.
Sementara Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) kota Makassar, Basri Rakhman, mengatakan bahwa pandemi memaksa semua pegawai untuk ramah teknologi.
Sebab, metode WFH, menyelesaikan pekerjaan melalui online, dan rapat-rapat virtual, tidak bisa dihindari lagi. Maka ramah terhadap teknologi sudah menjadi hal yang mutlak.
“Sejak Menpan RB mengeluarkan surat perintah bahwa pegawai harus dibagi dua, 50:50, sebagian kerja di kantor sebagian di rumah, saya langsung mengarah pada hal-hal yang sifatnya berbasis online,” buka Basri.
“Karena sekalipun 50:50, di SKPD itu masih sesak ruangannya. Makanya WFH itu langsung kita lakukan. Hanya hal yang sifatnya mendesak saja kita lakukan di kantor,” jelasnya.
Akan tetapi, dengan kebiasaan baru ini, semua pegawai sudah bisa beradaptasi dan ramah dengan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas.