MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Dalam menghadirkan unit instalasi air siap minum (Arsinum) di pulau-pulau, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tahun 2021 mendatang akan dihadirkan 20 unit.
Selanjutnya, unit filterisasi dan sterilisasi air laut menjadi air minum ini akan dikelola oleh warga setempat. Transfer pengetahuan, keterampilan dan alih teknologi selanjutnya dimiliki oleh warga dan juga pelajar kejuruan.
Sejauh ini Pemprov telah melibatkan 30 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk belajar langsung.
“Ini kami sangat senang mendapatkan ruang anak-anak kami dari SMK untuk program ini. Sudah ada 30 siswa dari SMK yang kita libatkan, harapan kita tentu dengan program ini ke depan bisa lebih banyak lagi dan memang intinya kita berharap ada transfer pengetahuan, keterampilan dan alih teknologinya yang kita inginkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri.
Hal itu disampaikan, saat mendampingi Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah meresmikan tiga unit arsinum di Pulau Samalona, Makassar, 13 Desember 2020.
Lanjut Jufri bahwa, akan ada 30 siswa yang diharapkan memberikan imbas pada rekan-rekan mereka sesama pelajar.
“Dan mereka sudah mengatakan, mereka sudah mendapatkan ilmunya. Dengan pelibatan anak-anak SMK akan memberikan peluang tersendiri anak-anak SMK untuk bisa mendapatkan ruang seperti yang diharapkan oleh Pak Gubernur,” sebutnya.
Mereka yang juga telah dibina bisa sekaligus menjadi pengelola di daerah pulau.
Sedangkan, Perekayasa Pertama Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Imam Septiadi, mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah melatih beberapa masyarakat di pulau lokasi arsinum berada.
“Mereka sebagai tenaga operator, kita bimbing juga, berikan buku operasional. Waktu instalasi juga kita libatkan, sehingga mereka tahu jalur pipanya ke mana,” jelasnya.
Imam melanjutkan, bahwa kemampuan unit arsinum secara umum 5 kubik perhari atau 5.000 liter per hari. Dalam satu jam dapat bisa menghasilkan air galon 144 galon, dalam satu galon 20 liter. Kualitas air yang dihasilkan kualitas baku mutunya, air minum dalam kemasan.
Pengolahannya dengan teknologi maju (advanced) menggunakan membaran. Membarannya memiliki penyaringan skala molekul, sangat halus 1/1.000 mikron.
“Jadi kalau satu rambut itu satu mikron dibagi 1.000 kira-kira seperti itu pori-porinya. Sehingga mineral garam, yang di atasnya garam seperti sel daerah itu nggak akan lewat selaput memberan tadi,” paparnya.
Hanya saja teknologi arsinum membutuhkan energi besar, karena air laut diubah menjadi air siap minum butuh kompresi tinggi.
“50 Kg/cm2 sehingga butuh energi besar untuk memompa air asin tadi tembus ke dalam membran sehingga dapat air tawar dan garam,” sebutnya.