SULSELEKSPRES.COM – Penelitian yang dilakukan oleh University of South Australia dan Qatar University mengamati pola makan 4.852 orang di China selama 15 tahun. Tim peneliti dipimpin oleh Zumin Shi, Ph.D., dari Universitas Qatar, di Doha.
Zumin mengungkapkan bahwa dalam penelitian sebelumnya, mereka menemukan bahwa makan cabai ternyata bermanfaat untuk menjaga berat badan dan tekanan darah. Namun, dalam penelitian kali ini, mereka menemukan bahwa makan cabai bisa berdampak buruk pada kognisi di antara orang dewasa yang lebih tua.
Berdasarkan penelitian, orang yang makan lebih dari 50 gram cabai setiap hari memiliki risiko hampir dua kali lipat lebih tinggi mengalami penurunan memori dan kognitif, dibandingkan mereka yang makan cabai kurang dari jumlah tersebut. Pada penelitian tersebut, para peserta mendapatkan asupan cabai segar dan kering.
Capsaicin, bahan aktif utama dalam cabai yang membuatnya pedas, yang berperan besar dalam membuat makanan tersebut berdampak pada kesehatan. Zat tersebut bisa mempercepat metabolisme dan menghambat gangguan pembuluh darah. Para peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang yang makan cabai lebih banyak memiliki indeks massa tubuh (IMB) yang lebih rendah dan lebih aktif secara fisik, daripada mereka yang makan lebih sedikit cabai. Para peneliti juga menemukan bahwa penurunan daya ingat lebih terasa di antara pemakan cabai yang bertubuh kurus. Hal itu mungkin disebabkan karena orang yang memiliki IMB yang sehat atau rendah memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap capsaicin.
Namun, pada penelitian tersebut, para peneliti juga mengungkapkan bahwa penurunan kognitif yang dialami para peserta yang banyak makan cabai nampaknya juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mereka. Jadi, ada kemungkinan bahwa faktor pendidikan berpengaruh pada hubungan antara asupan cabai dan fungsi kognitif. Oleh karena itu, para peneliti mengungkapkan bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengonfirmasi hubungan antara makan cabai dan risiko penurunan kognitif.
Hubungan Antara Makan Cabai dengan Demensia
Demensia adalah istilah untuk menggambarkan berbagai gejala yang memengaruhi fungsi kognitif seseorang termasuk kemampuan ia untuk berpikir, mengingat, dan bernalar. Bentuk yang paling umum dari demensia adalah Alzheimer.
Demensia terjadi ketika sel-sel saraf di otak seseorang berhenti bekerja. Meskipun penyakit ini lebih sering terjadi pada orang tua, bukan berarti demensia adalah bagian dari penuaan yang tidak bisa dihindari. Dengan mengetahui faktor risikonya, demensia bisa dihindari.
Meskipun menurut penelitian, terlalu banyak makan cabai bisa mengurangi fungsi kognitif, tetapi hal itu belum cukup untuk membuktikan bahwa makan-makanan pedas bisa meningkatkan risiko demensia. Studi tersebut juga hanya melihat dari hasil tes memori dan matematika, bukan menilai demensia.
Meski begitu, pola makan benar berpengaruh terhadap perkembangan demensia. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pola makan yang tidak sehat berisiko lebih besar untuk mengalami demensia, dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum utuh. Jadi, terapkanlah pola makan sehat dengan banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan asam lemak omega-3 yang bisa menurunkan risiko kamu terkena demensia.