MAKASSAR SULSELEKSPRES.COM – Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meloloskan dua tim dalam ajang kompetisi Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019.
Ini merupakan kompetisi Unmanned Serial Vehicle (UAV) atau teknologi pesawat tanpa pengemudi (pilot). Selain itu KRTI juga merupakan kontes robot terbang pertama untuk kategori indoor.
Dua Tim Unhas yang akan berlomba di ajang yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada tanggal 01- 06 oktober di Lapangan Udara TNI-AL Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ini, diantaranya Divisi Fixed Wing oleh Tim PHINISI 09 dan Divisi Vertical Take-Off Landing oleh Tim KARAENG 09. Tahun 2019 ini Universitas Negeri Surabaya yang menjadi tuan rumah penyelenggara.
Mereka Mahasiswa Unhas yang menjadi kontestan diantara, untuk Divisi Vertical Take Off Landing (VTOL) KARAENG09 di Ketuai oleh Nurhidayah Nurdin (Software Programmer) dengan dua anggota Sarwan (Mekanikal Perancangan)dan Muhsyafir (Hardware Programmer).
Sementara itu di Divisi Fixed Wings (FW) PHINISI 09, ada Ketua Tim Muh Rezqy Ramdhani dengan anggotanya, Ichalasul Aqsa (Design & Manufaktur), Faisal Hamka (Mekanik) dan Hisbullah (Programmer).
Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah, Ph.D menyampaikan bahwa Unhas sangat bangga akan setiap prestasi yang diraih oleh mahasiswa, termasuk dalam hal pengembangan teknologi robotik.
“Hasil ini menunjukkan bahwa ada kolaborasi yang baik antara dosen pendamping dan mahasiswa”, jelas Suharman
Dia menambahkan, akan memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang akan mengikuti kontes bergensi ini.
“Semuanya punya kredibilitas tinggi, punya semangat kompetisi tinggi. Jadi, setiap lomba yang ada kami memberikan dukungan kepada mereka,” ujarnya dalam rilis yang dikirim Bagian Humas Unhas.
Saat dihubungi oleh sulselekspres.com, Ketua Tim Divisi Fixed Wings (FW) PHINISI09, Muh Rezqy Ramdhani menjelaskan bahwa persiapan mereka cukup singkat hingga dinyatakan lolos sebagai kontestan
“Persiapan pembuatan pesawatnya itu mulai bulan 7 (Juli)”, ungkapnya saat dihubungi via pesan WhatsApp, kamis (15/8/2019).
Rezky dan timnya menghabiskan biaya yang tidak sedikit, totalnya hingga mencapai 8 juta rupiah. Bahkan mereka harus menyisihkan uang saku untuk mengikuti kontes ini.
“Untuk biaya pembuatan pesawatnya itu menghabiskan dana kisaran 8 juta, sumbernya dari kampus, donatur dan dana pribadi”, ungkapnya.
Dia kemudian merinci keseluruhan biaya pembuatan pesawat yang akan tampil di Lapangan Udara TNI-AL Grati ini. “Dari kampus hanya 5 juta per tim di berikan, dana pribadi 1,5 juta, sisanya itu dari donatur dari senior-senior”, tambah Mahasiswa semester 5 di Jurusan Teknik Mesin Unhas ini.
Sementara itu, Ketua Tim Divisi Vertical Take Off Landing (VTOL) KARAENG 09, Nurhidayah Nurdin saat dihubungi menyampaikan bahwa, ini kali kedua dia ikuti sebagai peserta dalam ajang KRTI. Pertama kali ikut pada tahun 2018, saat Universitas Teknokrat Indonesia Lampung.
“Cuman sayangnya belum dapat juara, ada banyak kendala karna memang baru pertama kali turun”, ungkapnya.
Untuk tahun ini, Nurhidayah sendiri optimis mendapat juara dengan segala persiapan yang sudah dilakukan, serta pengalaman tahun lalu mengikuti kontes.
“Paling minimal juara 3, walaupun ada banyak saingan berat tapi kami tetap optimis”, harap Mahasiswi Angkatan 2017 ini.