MAKASSAR – Sejumlah Aktifis Gerakan Mahasiswa dan Aliansi Masyarakat Takalar laukan aksi Tolak Tambang Pasir Laut yang berada di Galesong dan Sanrobone, Kabupaten Takalar di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa (15/8/2017).
Koordinator lapangan Irwan, dalam orasinya mengatakan, bahwa masyarakat Takalar menuntut keras agar menghentikan kegiatan tambang pasir laut atau pengerukan pasir laut Galesong Raya, Sanrobone dan Kepulauan Tanakeke.
“Ini sangat merugikan bagi setiap warga yang berada di pesisir Pantai Sanrobone, karena setiap penambangan yang dilakukan itu mengurangi pasir dan semakin terlihat jelas dengan mengikisnya pasir di pinggiran Pantai tersebut,”tegas Irwan.
Dia menambahkan, jika penambangan terus dilakukan, maka setiap tahunnya hampir satu dua tiga rumah tergusur karena abrasi pantai, sehingga dalam proses tambang pasir ini akan melenyapkan rumah warga di pesisir dalam waktu dekat.
“Kegiatan tambang pasir ini sangat merugikan masyarakat sekitar. Karena merugikan nelayan ketika melaut para nelayan tidak mendapat ikan akibat penambangan tersebut. Kami tidak berhenti sampai di sini saja, jika penambangan terus dilakukan “Kami Masayakat Sanrobone akn terus melakukan perlawan,”tandas Irwan.
Setelah melakukan unjuk rasa selama 1 jam di depan gerbang kantor Gubernur Sulsel. Akhirnya aksi tersebut diterima langsung oleh kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Sulkaf S Latif.
Sulkaf mengatakan bahwa dalam melakukan suatu kegiatan, pemerintah telah memikirkannya dengan matang sehingga pihaknya pun menjamin tidak akan terjadi apa-apa di laut Galesong dan Sanrobone.
“Kegiatan ini telah kita kaji sejak tahun 2009, kajiannya panjang ini pun kita lakukan dan kita anggap kajian itu menghasilkan bahwa tidak bakalan terjadi apa apa. Kami akan terus melakukan upaya untuk menghentikan penambangan itu,”ungkap Sulkaf kepada warga Takalar.