SULSELEKSPRES.COM – Gangguan kepribadian adalah masalah kesehatan mental yang berpengaruh terhadap perasaan, tindakan, dan pikiran seseorang. Perubahan yang terjadi bukan tidak mungkin bisa mengakibatkan rusaknya relasi yang terjalin secara personal maupun profesional pengidapnya.
Sayangnya, tidak semua orang sadar bahwa mereka telah mengalami salah satu dari sekian banyak jenis gangguan kepribadian yang umum dijumpai. Gejala masalah kesehatan mental ini dapat berkurang dengan penanganan yang tepat.
Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian dapat memiliki pikiran sekaligus melakukan tindakan impulsif. Selain itu, pengidap juga bisa mengeluarkan perkataan yang bisa dianggap aneh bagi orang lain.
Apa yang menjadi penyebab terjadinya gangguan kepribadian bisa dibilang belum diketahui pasti hingga saat ini. Pemikiran patriarki menyebutkan, kelainan mental ini merupakan efek dari kegagalan adaptasi dan bersosialisasi terhadap lingkungan.
Sementara itu, para ahli medis menyetujui bahwa pengidap gangguan kepribadian umumnya mengalami perubahan pada lobus otak bagian parietal, temporal, dan frontal. Penyebab perubahan ini bisa karena trauma, cedera, atau riwayat genetik dari keluarga.
Selain itu, gangguan kepribadian juga bisa terjadi karena kadar serotonin dan monoamin oksidase pada otak yang rendah. Perubahan inilah yang selanjutnya diduga menjadi pengganggu atau penghambat kemampuan beradaptasi yang termasuk kemampuan respons, perlindungan diri, dan persepsi.
Jenis Gangguan Kepribadian
Ada beberapa jenis gangguan kepribadian yang umum ditemui pada seseorang, di antaranya:
1. Gangguan kepribadian antisosial
Memiliki sebutan lain sosiopat, gangguan kepribadian antisosial mengacu pada kondisi seseorang yang
cenderung tidak peduli dengan perasaan maupun hak orang lain. Seseorang dengan kondisi ini kerap kali memanipulasi dan memperlakukan orang lain tanpa peduli dan kasar.
Selain itu, pengidap juga cenderung tidak memperlihatkan perasaan bersalah atau menyesal atas tindakan yang sudah dilakukannya pada orang lain. Sebuah studi dalam Journal of Geriatric Psychiatry and Neurology menyebutkan, masalah kelainan mental ini lebih cenderung terjadi pada orang dewasa. Pasalnya, mereka lebih sering mengalami stres atau banyak pikiran.
2. Gangguan kepribadian narsistik
Selain itu, ada pula gangguan kepribadian narsistik yang membuat pengidapnya selalu memikirkan diri sendiri, memiliki kebutuhan untuk selalu jadi pusat perhatian dan haus akan rasa kagum dari orang lain.
Sebuah studi dalam International Journal of Psychology and Psychological Therapy menyebutkan, orang tua dengan gangguan mental ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental anak. Bukan tanpa alasan, ini karena orang tua dengan narsistik akan selalu menganggap dan memperlakukan anak seperti anak kecil meski usianya sudah dewasa.
3. Gangguan kepribadian ambang
Seseorang dengan gangguan kepribadian ambang akan mempunyai emosi yang sangat kuat. Emosi ini akan muncul dalam bentuk kecemasan, sedih, dan marah yang bisa berubah secara signifikan dan tiba-tiba.
Pengidap kelainan mental ini bisa menjadi teman yang sangat baik. Namun, selanjutnya mereka dapat berubah jadi seseorang yang sangat mengerikan. Selain itu, pengidap juga cenderung melakukan tindakan yang impulsif, sembrono, dan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
4. Gangguan kepribadian paranoid
Ciri khas gangguan kepribadian ini adalah pengidapnya yang selalu merasa tidak percaya dan menaruh curiga secara berlebihan terhadap orang lain. Pengidap akan selalu merasa bahwa dirinya sedang diawasi, bahkan memiliki pikiran bahwa orang lain berusaha untuk melakukan tindak kejahatan dan hanya ingin memanfaatkan dirinya.
Seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid akan marah saat seseorang bertanya tentang dirinya. Mereka juga enggan memberitahu orang lain tentang pribadinya karena takut akan merasa dimanfaatkan. Inilah yang membuat pengidap mengalami kesulitan untuk percaya pada orang lain dan menjalin relasi yang positif.
5. Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik menyebabkan pengidapnya memiliki hasrat berlebih untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Pengidap bisa jadi mempunyai kemampuan yang baik dalam bersosialisasi, tetapi mereka cenderung menggunakannya untuk mendapatkan perhatian.
Seseorang dengan gangguan kepribadian ini kerap merasa khawatir akan penampilan diri sendiri. Selain itu, mereka juga kerap mengenakan pakaian yang mencolok untuk mendapatkan perhatian. Emosi pengidap gangguan kepribadian histrionik juga berlebihan dan tidak konsisten ketika berbicara.
Sumber: halodoc.com