SULSELEKSPRES.COM – Ahli virologi China, Li-Meng Yan melalui jurnal digital Zenodo akhirnya mempublikasikan laporan penelitiannya terkait dalang kehadiran virus Covid-19.
Li-Meng Yan sebelumnya menuding virus corona Covid-19 dibuat di Laboratorium di Wuhan China milik pemerintah.
Didalam Zenodo, laporan Li-Meng Yan bertajuk ‘Unusual Features of the SARS-CoV-2 Genom Suggesting Sophisticated Laboratory Modification Rather Than Natural Evolution and Delineation of Its Probable Synthetic Route” bisa diakses oleh semua pihak.
Riset ini ditulis oleh Li-Meng Yan dengan dua periset lainnya.
Dalam makalahnya Li-Meng Yan menyakini Covid-19 bisa “dibuat dengan mudah” dalam laboratorium dalam enam bulan. dan “SARS-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak sesuai dengan virus zoonosis (menular dari hewan ke manusia) yang terjadi secara alami”.
“Teori asal-usul virus dari alam, meskipun diterima secara luas, tidak memiliki dukungan substansial,” tulis Li-Meng Yan dalam laporan tersebut, seperti dikutip dari News.com dari laman CNBCIndonesia, Rabu (16/9/2020).
“Teori alternatif bahwa virus mungkin berasal dari laboratorium penelitian, yang disensor secara ketat pada jurnal ilmiah yang ditinjau oleh rekan sejawat. Meskipun demikian, SARS-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak sesuai dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami.”

“Dalam laporan ini, kami mendeskripsikan bukti genom, struktural, medis, yang ketika dipertimbangkan bersama-sama, merupakan kontradiksi kuat teori berasal dari alam. Bukti menunjukkan SARS-CoV-2 adalah produk lab yang dibuat dari virus corona kelelawar ZC45 dan atau ZXC21 sebagai template.”
Li-Meng Yan merupakan mantan pengawasnya di Hong Kong School of Public Health, sebuah laboratorium rujukan World Health Organization (WHO). Pada April 2020, Li-Meng Yan dilaporkan melarikan diri dari Hong Kong ke Amerika Serikat (AS).
Menanggapi rilis laporan ini, beberapa ahli biologi evolusioner dan penyakit menular menganggap tak ada informasi baru yang diberikan, membuat banyak klaim tidak berdasar dan kasus ilmiah yang lemah.
“Laporan pra-cetak ini tidak dapat diberikan kredibilitas dalam bentuk apapun saat ini,” ujar Andrew Preston, pakar dari University of Bath, Inggris.
“Laporan ini tidak didasarkan pada interpretasi objektif dari genom SARS-CoV2. Interpretasi yang dibuat tidak didukung data, tidak berdasarkan dan sebagian besar interpretasi tak dijelaskan. Laporan tersebut tampaknya tidak dimulai dengan sebuah hopotesis terbuka tentang asal mula SARS-CoV2.”
Jonathan Eisen, ahli biologi evolusi University Of California menyebut laporan tersebut ‘dipenuhi dengan klaim yang tidak berdasar.”