27 C
Makassar
Monday, December 16, 2024
HomeOlahragaAndi Saiful Haq Ungkap Penyebab Bobroknya Sepak Bola Indonesia

Andi Saiful Haq Ungkap Penyebab Bobroknya Sepak Bola Indonesia

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Mundurnya Edy Rahmayadi dari kursi ketua umum PSSI, memantik reaksi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Juru Bicara (jubir) PSI Andi Saiful Haq mengatakan, langkah Edy sudah tepat, yang terpenting adalah kesejahteraan pemain dan pengelolaan fasilitas sepakbola. Olahraga lebih khususnya sepakbola adalah persoalan kebudayaan.

BACA: Kongres PSSI 2019, Bos PSM Usulkan 3 Perubahan di Liga Indonesia

“Tidak mungkin mengharapkan prestasi sepakbola dari manajemen organisasi PSSI dan perilaku korup dalam pengaturan skor,” Andi Saiful yang juga Caleg DPR RI Dapil Sulsel 1 itu, Senin (21/1/2019).

Lanjut Andi Saiful, menurutnya tidak ada korelasi antara demokrasi dan politik dengan maju tidaknya sepakbola sebuah bangsa. Ia mencontohkan China dan Korea Utara.

“kita kenal China dan Korea Utara memiliki pemerintahan yang terpimpin secara ideologi dan politik mampu membawa prestasi sepakbola mereka di pentas olimpiade maupun World Ccup. Begitu juga dengan Palestina dan Iraq yang negaranya dirundung perang puluhan tahun masih bisa menunjukkan prestasi luar biasa,”paparnya.

BACA: Edy Mundur, Erick Thohir Dinilai Figur Tepat Pimpin PSSI

“Jadi PSSI harus mulai meninggalkan opsi apakah PSSI harus dipimpin secara politik atau militer, sebab persoalannya tidak terletak di sana. Juga tidak terletak pada persoalan finansial semata”sambungnya.

Lebih ia merinci, soal jumlah penonton, jika digabungkan seluruh liga, penonton Indonesia bisa mencapai 12 juta penonton setiap musimnya, hampir menyamai jumlah penonton Bundesliga Jerman dan Premiere League Inggris yang mencapai 13 juta penonton.

Begitu juga dengan penjualan hak siar dan iklan, pendapatan dari sana bisa mencapai 360 juta US dollar setiap tahun. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki prestasi yang baik,” katanya.

“Jadi letak utamanya adalah pada kebudayaan olahraga dan sepakbola, lebih khusus lagi adalah budaya tanding. Budaya tanding tidak mungkin tumbuh di tengah budaya korupsi, budaya fitnah, dan budaya pesimistis yang ditunjukkan para elite politik,”tambahnya.

Penulis: Muhammad Adlan
spot_img
spot_img

Headline

spot_img