26 C
Makassar
Sunday, April 27, 2025
HomeMutiara HikmahAL-QURAN: OBAT DI ZAMAN KEGELISAHAN

AL-QURAN: OBAT DI ZAMAN KEGELISAHAN

- Advertisement -

Mutiara Ramadhan (19):

Oleh Hadi Daeng Mapuna
(Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh tekanan, banyak orang mencari ketenangan. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa Al-Quran bukan hanya petunjuk hidup, tetapi juga obat bagi kegelisahan hati?

Sebagian orang meyakini bahwa Al-Quran bisa menjadi obat bagi berbagai penyakit. Salah satu caranya adalah dengan membacakan ayat-ayat tertentu pada air, lalu diminumkan kepada orang yang sakit. Menariknya, banyak yang merasakan kesembuhan setelah mengamalkan cara ini.

Namun, dalam konteks medis, sulit membuktikan bahwa penyakit fisik dapat disembuhkan dengan Al-Quran. Bisa jadi, efek psikologis berperan dalam perasaan sembuh setelah mengonsumsi air yang telah dibacakan ayat-ayat suci. Namun, lebih dari sekadar kesembuhan fisik, Al-Quran adalah obat bagi hati dan pikiran.

Obat Hati dan Pikiran

Allah SWT berfirman:

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan “penyembuh dan rahmat” adalah bahwa Al-Quran menjadi penawar bagi penyakit hati seperti keraguan, kemunafikan, kemusyrikan, penyimpangan dari kebenaran, serta kecenderungan kepada kebathilan. Al-Quran menghilangkan semua itu dan membawa rahmat yang meneguhkan keimanan, kebijaksanaan, serta kecintaan kepada kebenaran.

Di zaman ini, banyak orang mengalami kegelisahan, stres, dan depresi akibat tekanan hidup, ketidakpastian, serta krisis spiritual. Teknologi berkembang pesat, tetapi ketenangan batin semakin langka. Di tengah kegelisahan ini, Al-Quran hadir sebagai penyembuh hati dan pikiran.

Al-Quran sebagai Penyembuh Spiritual dan Psikologis

Selain sebagai petunjuk hidup, Al-Quran yang merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. dapat menenangkan hati yang resah. Dengan membaca, merenungi, dan mengamalkan Al-Quran, hati menjadi lebih tenang.

Allah swt. berfirman:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Al-Quran juga mengajarkan cara menghadapi ujian hidup dengan sabar dan tawakal. Allah swt. berfirman:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 139)

Bagi jiwa yang tersesat, Al-Quran memberikan petunjuk agar tidak berpaling dari-Nya. Sebab, orang yang berpaling dari peringatan Allah akan hidup dalam kesempitan.

Allah swt. berfirman:

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit…” (QS. Thaha: 124)

Banyak kisah nyata tentang orang-orang yang tadinya merasa putus asa, tetapi menemukan kebahagiaan setelah mendekat kepada Al-Quran dan mengamalkan ajarannya. Seorang mualaf di penjara mengaku bahwa Al-Quran adalah satu-satunya yang membuatnya tetap tenang dan optimis menghadapi kehidupan. Umar bin Khattab, yang sebelumnya dikenal sebagai sosok yang keras, berubah setelah mendengar QS. Thaha dibacakan oleh adiknya. Hatinya luluh, dan ia menemukan ketenangan dalam Islam.

Di dunia yang semakin tak menentu, ketenangan sejati hanya bisa ditemukan dalam cahaya wahyu. Kembali kepada Al-Quran adalah jalan menuju kedamaian, baik di dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam.[*]

spot_img
spot_img

Headline

spot_img