Dialog Kebangsaan HMI Sulsel : Pancasila Sudah Selesai

Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulselbar menggelar dialog kebangsaan.

MAKASSAR – Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulselbar menggelar dialog kebangsaan, mengangkat tema “Menuju 72 tahun Indonesia Merdeka Nawacita dan kerja nyata untuk siapa?.

Dengan menghadirkan narasumber Anggota MPR- RI Muh Asri Anas, Pengamat Hukum prof. Mawar Mas, Pengamat Ekonomi Dr. Muhliz Supri, dan Ketua KNPI Sulsel Imran Eka Saputra. Dipandu langsung oleh Bendahara umum HMI Badko Sulselbar Peri Harianto.

Mawar Mas menilai bahwa NKRI itu adalah akar dari sebuah negara. Perdebatan pancasila itu sudah tidak ada, pancasila itu sudah selesai, yang harus kita lakukan sekarang adalah, mewujudkan nilai-nilai pancasila.

“Masalah pancasila tersebut sudah selesai sejak penetapan pancasila. Tapi yang harus kita lakukan, bagaimana kita meningkat nilai-nilai pancasila,” tegas Prof. Mawar Mas, melalui forum dialog kebangsaan HMI Sulselbar, di Hotel Lamacca UNM, Sabtu malam 5 Agustus 2017.

Sementara itu Ketua KNPI Sulsel Imran Eka Saputra, menilai bahwa Indonesia harusnya memiliki ideologi yang jelas, dimana ada kelompok – kelompok yang ingin membubarkan Negara, dengan alasan idiologi.

“Kalau begitu ini sudah keliru. Saya tidak mau Negara ini di Timur tengahka oleh karena perbedaan agama dan perbedaan idiologi,” kata Imran Eka Saputra, dengan nada yang begitu lantang kepada seluruh audiens.

Selain itu, Anggota MPR-RI Muh Asri Anas lebih fokus pada evaluasi sejauh mana kinerja parpol memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia hari ini menurut Asri bahwa pembangunan yang terjadi di Indonesia mengalami penurunan.

Menurutnya, bisa kita lihat realitanya bahwa dari seluruh anggota DPR yang ada di Indonesia hari ini masih banyak yang belum memahami konstitusi negara, apa lagi masyarakat umum.

“Yang repot sekarang ini adalah, kurangnya yang memahami konstitusi negara. Jangankan masyarakat umum yang memahami konsitusi, anggota DPR saja banyak tidak memahami kostitusi itu,” tutupnya.

Nama: Abdul Latif