GOWA, SULSELEKSPRES.COM – Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menyambut baik kehadiran TeleCTG untuk mendorong kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Diharapkan penerapan alat kesehatan berbasis Internet of Things (IoT) di bidang maternal ini bisa meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bagi (AKB).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa Hasanuddin menilai sudah saatnya Kabupaten Gowa mengadaptasi teknologi di bidang kesehatan di tengah rencana penerapan sistem Smart City yang akan diterapkan 2022 mendatang.
“Di Gowa meniru di beberapa provinsi seperti di DKI Jakarta, Bandung, masalah digital, karena Gowa ini mungkin tahun depan sudah ada smartcity, semua akan menggunakan teknologi digital,” katanya beberapa waktu lalu.
Untuk itu, ia mendorong dan mendukung penerapan pelayanan kesehatan berbasis digital lantaran memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Gowa.
“Teknologi ini TeleCTG ini canggih alatnya bisa mobile oleh bidan bisa dibawa kemana-mana,” jelas dia.
Terlebih, ia mengakui AKI dan AKB di Kabupaten Gowa masih terbilang tinggi dengan dua penyebab utama, pertama adalah pendarahan dan ke dua adalah preeklampsia. “Dua itu jadi penyebab utama tingginya AKI dan AKB,” jelas dia.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Business Development Officer Sehati Group, Anda Sapardan, mengatakan bahwa tantangan masih tingginya AKI, AKB dan Stunting adalah tiga hal yang menjadi perhatian dirinya.
Sebagai perempuan, Anda sadar betul bagaimana ketiga tantangan tersebut belum terselesaikan, terus berulang dan berdampak besar pada bangsa. Berangkat dari kegelisahannya tersebut, sebagai anak bangsa, Anda dan kawan-kawan mencari solusi dengan menciptakan alat kesehatan maternal yang ia beri nama Sehati TeleCTG.
“Alat berbasis IoMT ini menjadi yang pertama di dunia, saya ingin ibu-ibu hamil di Indonesia menjadi yang pertama merasakan manfaat alat ini,” jelasnya.
Alat ini juga memberikan akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan maternal berkualitas karena saat ini di Indonesia 2 perempuan meninggal setiap jamnya saat melahirkan. Sehati TeleCTG juga bisa diandalkan untuk membantu mendeteksi faktor risiko secara dini dan melakukan monitoring serta kolaborasi antar profesi.
Selanjutnya, Sub Koordinator Inisiatif Digital Kesehatan, Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Ariefati Wiratama memastikan pihaknya mendukung penuh Kabupaten Gowa untuk menerapkan TeleCTG dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu hamil. “Kami berharap penerapan alat ini bisa mendukung percepatan transformasi digital khususnya di sektor kesehatan,” jelas Ariefati.
Lebih jauh, ia menilai urgensi penerapan TeleCTG ini adalah untuk menjawab minimnya kemampuan deteksi dini faktor risiko ibu hamil. Sehingga, dengan peningkatan kualitas tenaga kesehatan dalam menerapkan teknologi digital bidang maternal, juga didukung oleh platform TeleCTG yang mampu meningkatkan integrasi data, akan membantu penanganan permasalahan maternal.
“Kementerian Kominfo hadir terdepan dan mengambil peran dalam percepatan transformasi digital nasional, khususnya di sektor kesehatan,” tandasnya.