SULSELEKSPRES.COM – Perayaan Hari Dokter Nasional tiap tahun jatuh pada tanggal 24 Oktober. Tahun ini, hari dokter nasional telah dirayakan ke-68 kalinya sejak 1950.
Hari nasional ini jatuh bertepatan dengan hari lahir Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dijelaskan, awal mula Hari Dokter Nasional telah ada bahkan sudah ada jauh sebelum IDI diresmikan.
BACA: Dokter Boyke Sebut Gaya Seksual Kriss Hatta dengan Hilda Vitria Wajar
Lahir pada tahun 1911, perkumpulan dokter di nusantara diberi nama Vereniging van Indische Artsen. Namun 15 tahun kemudian, organisasi ini berganti nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG).
Pada tahun 1940, VIG mengadakan kongres di Solo. Prof. Bahder Djohan ditugaskan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran pada kongres waktu itu.
BACA: Habibie Sakit, Jokowi Siapkan Dokter Spesialis Dari Kepresidenan
Tiga tahun kemudian, pada masa pendudukan Jepang, VIG lalu dibubarkan dan kembali berganti nama menjadi Jawa IZI Hooko-Kai.
Beberapa puluh tahun kemudian, 30 Juli 1950, atas usulan Dr. Seni Sastromidjojo, Persatuan Tabib Indonesia (PB Perthabin), dan Perkumpulan Dokter Indonesia (DP-PDI) mengadakan satu pertemuan yang menghasilkan “Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI)”, yang diketuai Dr. Bahder Djohan.
BACA: Rajab Minta Pemrov Sulsel Tertibkan Oknum Dokter PNS
Sehingga puncaknya, 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian diresmikan pada bulan Oktober. Saat itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia pertama.
Sementara itu, dalam situs Yayasan Katarak Peduli, tercatat bahwa pada 24 Oktober 1950, Dr. Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Sejak itulah, tanggal 24 Oktober didaulat menjadi Hari Dokter Nasional dan mulai diperingati sebagai hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia.