33 C
Makassar
Saturday, April 20, 2024
HomeRagamPrabowo Kritik Hendropriyono Soal WNI Keturunan Arab

Prabowo Kritik Hendropriyono Soal WNI Keturunan Arab

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Calon Presiden Prabowo Subianto ikut mengkritik eks Kepala BIN AM Hendropriyono soal pernyataan yang dianggap rasis.

Prabowo menganggap kalau pernyataan Hendropiyono bersifat rasis. Hal demikian disebutnya bisa memecah belah anak bangsa.

BACA: Begini Reaksi Prabowo Soal ‘Setan Gundul’ Andi Arief

Dia menyayangkan pernyataan demikian. Terlebih karena disampaikan tokoh yang dianggap dekat dwngan kekuasaan saat ini.

“Ini lebih memprihatinkan karena juga ada nada ancaman kemudian juga ini dilakukan oleh seseorang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan saat ini,” ucap eks Danjen Kopassus tersebutdilansir dari Detikcom (8/5/2019).

“Untuk itu kami menyatakan keprihatinan kami kami yakin ini kekhilafan beliau. Mungkin beliau tidak bermaksud seperti itu,” tambah Prabowo.

BACA: Prabowo: Kami Sering Dituduh Membela Aliran Islam Garis Keras

Prabowo juga menyebut kalau pihaknya selalu disudutkan. “Karena kami sering disudutkan dengan dituduh bahwa kami membela aliran Islam garis keras, kami membela HTI. Tuduhan-tuduhan ini kami anggap sebagai upaya yang tidak menguntungkan kita,” katanya.

Sebelumnya, Hendropriyono mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab tidak menjadi provokator. Hendropriyono tak mau seruan makar itu meluas. Dalam pernyataannya, ia menyebut beberapa nama tokoh yang merupakan pendukung Prabowo-Sandi yakni Habib Rizieq Syihab dan Yusuf Martak.

“Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu,” kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).

Hendropriyono memandang banyak warga keturunan Arab yang sangat dihormati di masyarakat. Karena itu dia merasa perlu memperingatkan sebagian warga keturunan Arab untuk tidak memprovokasi revolusi sampai turun ke jalan.

“Kalau kenyataan di masyarakat kita itu sangat menghormati orang-orang Arab, mereka kan juga warga negara Indonesia. Kalau di kampung-kampung kita masih bisa lihat orang Arab datang ke kampung-kampung pada cium tangan. Berarti posisinya mereka kan berada pada tempat yang dimuliakan, mereka kemudian langsung atau tidak langsung terakui sebagai pemimpin informal, informal leader,” kata Hendropriyono.

(*)

spot_img

Headline

Populer

spot_img