Siap Dampingi Danny, Hamzah Hamid Tancap Gas

Hamzah Hamid

MAKASSAR – Dua legislator DPRD Makassar, yakni Sekretaris Golkar Makassar Wahab Tahir dan Ketua DPD PAN Makassar, Hamzah Hamid tiba – tiba menyatakan sikap siap mendampingi Wali Kota petahan, Danny Pomanto di Pilwali Makassar 2018 mendatang. Mereka memilih 02 dengan alasan realistis.

Hanya memang, keduanya tidak bernasib sama. Hamzah melalui dukungan solid PAN lebih diuntungkan, sementara Wahab Tahir (WT) cenderung dicegal melalui rivalitas kader Golkar.

Hamzah mengakui, keinginan mendampingi Danny lantara dorongan kader di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang disaksikan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi. Olehnya, sebagai pertimbangan rasional pihaknya akan melakukan survei dan telah membangun komunikasi dengan Danny untuk dimasukan dalam simulasi survey internal arsitek senior itu.

“Sebenarnya didorong 01, tapi saya memberikan pertimbangan rasionaIn dan diterima. Iya, kita sudah komunikasi dengan pak Danny, dan Insya Allah masuk survei. Untuk survey PAN kan sudah pasti masuk. Intinya saya ini siap berkompetisi pada survey sebagai pertimbangan rasional,” kata Hamzah saat ditemui di Gedung DPRD Kota Makassar, Sabtu (26/8/2017).

Hal ini juga diterima baik oleh fungsionaris PAN se Kota Makassar. PAN Makassar segera menjadwalkan rapat plone bersama denga Tim Pemenangan Pilkada (TPP) dan Juru Kampanye (Jurkam) PAN dan pengurus DPD PAN Makassar.

“Kita akan lakukan pertemuan, ini langkah strategi sosialisasi dan pemenangan paket Danny – Hamzah. Kader sudah solid, karena memang perintah partai,” tutur Wakil Ketua Bidang Media dan Humas PAN Makassar, Syarifuddin.

Berbeda dengan Wahab Tahir (WT). Langkah legislator Golkar ini kandas lantaran adanya rivalitas kader internal. Diketahui Ketua Golkar Makassar, Farouk M Betta dan Bendahara Golkar Sulsel Rusdin Abdullah (Rudal) juga akan bertarung pada hajatan politik lima tahunan mendatang.

Selain itu, Wahab diperhadapkan dengan mekanisme beringin. Beberapa waktu lalu, Sekjen DPP Golkar, Idrus Marham menegaskan bahwa siapapun yang akan diusung harus mengikuti proses dan mekanisem. Sementara Wahab yang tiba – tiba menyatakan sikap tidak mengikuti tahapan penjaringan di Golkar.

“Kekuatan Golkar, kekuatannya ada pada sistem, oleh karena itu kita berharap mengikuti sistem yang ada. Nurdin Halid saja yang kemudian calon (Gubernur) Partai Golkar, tetapi tetap mengikuti mekanisme yang ada,” kata Idrus di Rumah Ratulangi Golkar beberapa waktu lalu.

Lanjut Idrus, Partai Golkar menegaskan kepada semua kader bahwa untuk menjadi pemimpin, sebelumnya harus belajar untuk dipimpin.

“Karena itu, saya selalu mengatakan di Golkar, kalau kita mau menjadi pemimpin, kita harus belajar dipimpin. Kalau ada orang dipimpin berontak terus, maka kalau jadi pemimpin yang, dipimpin akan memberontak juga,” tuturnya.