SULSELEKSPRES.COM – Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai beberapa negara sejak munculnya berita keefektifan beberapa vaksin hingga 90%. Diperkirakan dalam 3,5 tahun ke depan, seluruh masyarakat di bumi akan menerima vaksin yang dianggap membawa harapan baru untuk kembali ke kehidupan normal itu.
Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin belum tentu memberantas Covid-19 secara menyeluruh. Hal ini mengingat seluruh manusia harus mencapai tahapan kekebalan khusus untuk aman dari Covid-19.
Dilansir media Australia Sydney Morning Herald dari CNBCIndonesia, Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan mengatakan pada konferensi pers virtual bahwa belum ada bukti bahwa orang yang telah divaksinasi tidak dapat terinfeksi virus sama sekali.
“Saya tidak percaya bahwa kita memiliki bukti tentang vaksin mana pun, yang bisa mencegah orang benar-benar terkena infeksi,” ucap Swaminathan sebagaimana dikutip Senin (4/1/2020).
BACA JUGA:Â Catat, Ini Jadwal Vaksinasi di Sulsel
“Kami perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama sampai ada tingkat kekebalan kawanan tertentu. Ini adalah dinamika dalam bidang yang berkembang.”
Karenanya ia meminta para pelaku perjalanan global tetap harus melakukan karantina. Menurutnya meski negara di mana ia berasal memiliki sedikit kasus, bisa saja corona masih menyebar.
Sementara itu Dr David Heymann, ilmuwan dari London’s School of Tropical Medicine and Hygiene, juga mengutarakan hal yang sama. Ia menganggap bahwa manusia harus beradaptasi dan belajar untuk mengendalikan penyakit tersebut.
“Tidak peduli apa yang telah kami lakukan hingga saat ini, virus itu akan terus menyebar, meski sudah ada vaksin, meski sudah terapeutik, meski sudah dilakukan uji diagnostik,” katanya tentang virus tersebut.
“Kami harus belajar untuk hidup dengan ini dan menggunakan alat yang kami bisa dengan cara terbaik.”
Saat ini berdasarkan data Worldometers, sudah 85.489.053 warga dunia terinfeksi corona dengan total kematian 1.850.2020. Total warga terinfeksi dan sembuh sebanyak 60.443.202.
AS menjadi negara dengan kasus terbanyak infeksi mencapai 21.110.915 dengan total kematian 360.071 jiwa. Disusul India dengan 10.341.291 warga telah terinfeksi dan Brasil 7.733.746 kasus.
Indonesia sendiri berada di peringkat 20 dari klasifikasi ini dengan 765.350 warga telah terinfeksi. Ada 22.734 kasus kematian total namun 631.937 warga berhasil sembuh.