27 C
Makassar
Sunday, May 11, 2025
HomeParlemanSosialisasi Perda Pariwisata di Pulau Badi, H Muslim Salam Banyak Dengarkan Keluhan...

Sosialisasi Perda Pariwisata di Pulau Badi, H Muslim Salam Banyak Dengarkan Keluhan Warga

- Advertisement -

PANGKEP, SULSELEKSPRES.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel, H Muslim Salam melakukan kunjungan dan sosialisasi Produk Hukum (Perda) Pemprov Sulsel terkait dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Daerah ( RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan, di Pulau Badi, Kecamatan Liukang Tuppa Biring, Kabupaten Pangkep, pada Minggu (30/9/2018).

H Muslim Salam mengatakan, bahwa Kepulauan Pangkep memiliki banyak potensi alam, baik yang telah berkembang sebagai destinasi wisata maupun yang berpotensi untuk dikembangkan. Potensi berupa pulau – pulau kecil yang indah dan masih sangat alami menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dan investor. Olehnya itu dibutuhkan rencana pembangunan pariwisata.

“Kepulauan Pangkep sangat berpotensi menjadi destinasi pariwisata karena memiliki banyak pulau yang indah, khususnya Pulau Badi ini,”ujar Wakil Ketua NasDem Sulsel tersebut.

Didamping Kepala Desa, Hasrar, H Muslim Salam menjelaskan bahwa obyek wisata yang ada berdasarkan pengamatan ada sebagian yang telah dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah, namun masih banyak obyek wisata yang tidak terpelihara dan tidak disediakannya fasilitas pendukungnya, padahal kondisi suatu obyek wisata sangat berpengaruh terhadap minat kunjungan wisatawan.

“Adanya suatu destinasi wisata dikarenakan adanya wisatawan yang berkunjung untuk menikmati daya tarik pada obyek wisata tersebut, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat berkunjung wisatawan kesuatu destinasi wisata, olehnya dibutuhkan Perda yang bisa menjadi standar acuan untuk menilai indikator tersebut,”jelasnya.

Pulau Badi Tempat Rehabilitasi Karang

Legislator Komisi D DPRD Sulsel ini mengungkapkan bahwa, Pulau Badi memiliki sekitar 402 kepala keluarga (KK), sejak tahun 2007 salah satu perusahaan kakao yang berbasis di Amerika yakni PT Mars Symbioscience mencanangkan pulau ini sebagai pusat pengembangan rehabilitasi karang.

BACA: Sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Pendidikan di Tanralili, Begini Harapan Muslim Salam

Sekitar 700 meter persegi lahan di pulau yang dulunya dikenal sebagai sentra pembuatan perahu jolloro (perahu tradisional khas Makassar) ini direhabilitasi melalui pemasangan rekayasa terumbu karang.

Sejak dicetuskan 2007, PT Mars bersama penduduk setempat tercatat telah merehabilitasi sekitar 10.000 meter persegi lahan untuk pengembangan ekosistem laut.

BACA: H Muslim Salam Jelaskan Perda Pengendalian Lahan Kritis di Desa Mattiro Deceng

Upaya berkelanjutan inilah yang sekaligus membuat pulau Badi menjadi daerah percontohan dari rehabilitasi terumbu karang terbesar di dunia.

Keinginan Warga Setempat

Kepada H Muslim Salam, warga Pulau Badi pun mencurahkan keluh kesah mereka, berbagai warga yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan menyampaikan aspirasi mereka.

Warga setempat berharap agar pemerintah dapat memudahkan dalam pengurusan surat izin kapal yang dianggap warga masih sangat rumit alias dipersulit.

“Mengurus surat izin tolong dipermudah, kami juga membutuhkan pasokan listrik berupa pengadaan genset karena kami sangat terbatas soal listrik,”ungkap salah seorang warga.

Selain Izin kapal dan Genset, para warga juga berharap adanya bantuan mesin kapal untuk digunakan melaut dan jaring untuk nelayan.

spot_img

Headline

spot_img
spot_img