24 C
Makassar
Wednesday, July 3, 2024
HomePSMSuporter 'Kenalan' Dengan Tuhan

Suporter ‘Kenalan’ Dengan Tuhan

- Advertisement -

 

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Siapa yang tidak kenal Deng Uki? Bagi kalangan suporter PSM Makassar, sepertinya tidak satu orang pun yang tidak tahu nama ini. Nama Deng Uki sudah membumbung tinggi seantero Mattoanging.

Presiden kelompok suporter PSM Makassar, Laskar Ayam Jantan (LAJ), tersebut dulunya terkenal dengan gaya rambut mohawk. Sekujur tubuhnya nyaris dipenuhi gambar atribut PSM Makassar. Tentu hal itu sebagai tanda fanatisme kepda tim kebaanggaannya.

Pemilik nama lengkap Nugraha Uki itu juga selalu berada di barisan depan. Ia tidak pernah absen menggaungkan anthem PSM Makassar di sektor Utara Stadion Mattoanging.

Tetapi, pemimpin yang tidak pernah absen menyerukan dukungan untuk PSM Makassar kepada semua anggotanya tersebut kini sudah berbeda. Banyak perubahan yang sudah dialami oleh Deng Uki. Secara perlahan tapi pasti. Deng Uki mulai mencari jalan lebih dekat dengan Tuhan.

Awalnya, upaya Deng Uki tersebut dituangkan dalam program rutin LAJ. Ia meminta kepada semua anggotanya di setiap sektor untuk menggelar pengajian di setiap malam Jumat. Semuanya berjalan, tetapi tidak mudah.

“Dulu itu saya buatkan program anak-anak di setiap sektor untuk bikin pengajian setiap malam Jumat. Tapi ya namanya suporter, banyak yang patah pensil. Jadi tidak gampang. Ada yang di tengah-tengah pengajian tiba-tiba jatuh dari kursi. Ya karena pengaruh obat,” jelas Deng Uki.

Usahanya tidak berhenti di situ. Ia juga mulai membiasakan diri mengenal agama lebih dekat. Pernah ikut program Makassar Hapus Tato, sehingga sejumlah tinta yang tertanam di kulitnya, sekarang sudah berkurang.

Niat baiknya kian berlanjut. Sekarang, Bengkel Suporter (markas Laskar Ayam Jantan) menjadi tempat berkumpul untuk belajar mengaji. Memang masih baru. Lokasi yang terletak di jalan Beruang tersebut kini banyak dihiasi Alquran dan Iqra.

Siang ini, di lokasi tersebut ada sejumlah bapak-bapak. Merek semua berhadapan dengan Iqra dan Alquran. Jelas, mereka sedang belajar mengaji. Tempatnya biasa saja. Hanya memanfaatkan teras rumah. Tidak begitu rapi dan tidak ada yang mewah. Semua memang tampak apa adanya.

Di sana juga ada Deng Uki. Ia sedang mengeja menggunakan Iqra. Sepertinya masih Iqra tiga. Deng Uki masih terbata-bata melafalkan kata demi kata dalam Iqra. Beruntungnya, ada ustadz yang membimbing mereka.

Di tempat mengaji tersebut, setidaknya ada tiga ustadz yang membimbing para suporter untuk mengaji, Ust Daeng Launun, Ust Rido, dan Ust Pak Mansyur (Paman).

Menurut ustadz Daeng Launun, dirinya tergerak untuk membimbing para suporter untuk mengaji berangkat dari berbagai hal. Selain karena dakwah merupakan kewajiban setiap muslim, juga karena dia seorang suporter.

“Yang pertama karena dakwah itu kewajiban setiap muslim. Jadi ini juga kewajiban saya. Kedua, karena saya juga suporter PSM. Jadi nyambung,” jelas penyuluh KUA kecamatan Panakkukang tersebut.

Deng Uki sendiri mengaku, semua rutinitasnya di PSM Makassar menjadi motivasi tersendiri untuk belajar agama. Ia ingin menjadikan fanatismenya terhadap PSM berubah menjadi upaya istikomah dalam beragama.

“Dulu kalau kita tidak nonton PSM sekali saja, biar tiang listrik mau juga diajak berkelahi. Sehari tidak bahas PSM seperti tidak lengkap ini hidup. Sekali dengar lagu PSM langsung hafal. Nah ini yang akan kita terapkan juga dalam belajar agama,” jelas Deng Uki.

“Kenapa kita tidak risih kalau tidak shalat lima waktu. Harusnya kita merasa ada yang kurang kalau tidak bahas perihal agama dalam sehari. Harusnya kita merasa ada yang kurang kalau tidak mengaji,” lanjutnya.

Sebenarnya, upaya belajar mengaji ini bukan hanya untuk suporter saja. Terapi di tahap awal, baru suporter yang merapat. Wadah ini juga bakal diberi nama ‘Pejuang Hijrah Makassar (Paham)’.

Ke depannya, kelompok ini akan dijadikan sebagai wadah silaturahmi. Berbagai program juga sudah mulai terbersit untuk dirancang.

“Ini sebenarnya nama kelompoknya ‘Pejuang Hijrah Makassar (Paham)’. Teman-teman bisa mampir ke sini. Di sini terbuka 24 jam setengah. Jadi lebih setengah jam,” terang Deng Uki sembari berkelakar.

“Programnya juga sudah mulai terbayang, seperti keliling bersih-bersih masjid, dan program lain. Tapi ini kan masih awal,” bebernya.

Sejauh ini, program belajar mengaji ini baru berjalan selama tiga hari dalam satu pekan, yaitu hari Senin, Selasa, dan Kamis.

Mereka juga menerima donasi dalam bentuk Al-Qur’an, Iqra, buku bacaan agama, dan sejenisnya. Tetapi mereka menolak donasi dalam bentuk uang.

“Kita terima donasi sesuai yang kita butuhkan saja. Seperti Al-Qur’an, buku bacaan agama, sapu, atau kemoceng. Kami tidak menerima dalam bentuk uang atau transferan. Untuk menghindari prasangka yang buruk,” tegas Deng Uki.

Dengan begitu, bagi pihak yang ingin memberikan donasi, dipersilakan datang langsung ke Bengkel Suporter, jalan Beruang, kota Makassar.

“Langsung saja ke sini. Sekalian lihat kondisi di sini seperti apa,” tutup Deng Uki.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img