Torch Relay Asian Paragames Di Makassar Ramai, Tapi Lupa Nasib Disabilitas

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Sekretaris Direktur Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik), Muhammad Syarif menilai pegelaran Torch Relay Asian Paragames 2018 di Makassar hanya sebatas euforia belaka.

“Makassar belum ramah disabilitas, karena masih banyak perlakukan diskriminasi di berbagai bidang, seperti pendidikan, ketenagakerjaan, dan fasilitas umum yang tidak ramah difabel, bahkan rumah jabatan Wali Kota tidak ramah kaum difabel,” jelasnya saat ditemui di Lapangan Karebosi, Rabu (12/9/2018).

Mengklaim kota Makassar sebagai layak disabilitas, menurutnya upaya untuk menyembunyikan nasib yang dialami sejumlah penyandang disabilitas selama ini di kota Makassar.

Baca Juga:

Pawai Obor Para Asian Games 2018 Akan Melewati Makassar

Tanpa Indikator, Inapgoc Nisbahkan Makassar Layak Disabilitas

Risnawati, WNI pertama Anggota Komite Hak Penyandang Disabilitas PBB

“Di sekolah umum itu masih banyak para difabel yang ditolak. Selain itu, kalaupun diterima, juga mendapatkan diskriminasi di sekolah,” sambungnya.

Misalnya, seperti apa yang dialami oleh salah seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), NMS. Saat ini, Syarif tengah melakukan pendampingan kepada NMS.

“Inisialnya, NMS, di SMA negeri, ada oknum guru yang mengatai-ngatainya,” tambahnya.

Tak berhenti disitu, Syarif yang juga tengah menyaksikan kemeriahan kirab obor (torch relay) Asian Para Games 2018 mengaku, fasilitas umum seperti pedestrian masih belum ramah.

Terlebih, Leading blok untuk penyandang disabilitas di sejumlah trotoar jalan di Kota Makassar masih relatif minim.

“Di sekitaran sini saja (karebosi), di rujab Wali Kota tidak ada. Terlebih di Jalan AP Pettrani. Nah, kebetulan Jalan AP Pettarani diperbaiki, jadi saya harap pemerintah bisa mempertimbangkan ini,” pungkasnya.

Penulis: Agus Mawan