25 C
Makassar
Thursday, March 28, 2024
HomeEdukasiUnhas Hadirkan Ahli Jepang Bahas Mitigasi Bencana, Gubernur Sulsel Beri Apresiasi

Unhas Hadirkan Ahli Jepang Bahas Mitigasi Bencana, Gubernur Sulsel Beri Apresiasi

- Advertisement -
- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Fakultas Kehutanan Unhas menggelar Focus Group Discussin (FGD) yang membahas tentang Mitigasi Bencana, yang berlangsung di Ruang Rapat A Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas), Jum’at (20/9/2019).

FGD yang dibuka langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Prof. Dr. Tetsuya Kubota dari Kyusu University, Jepang dan Dr. Ir. Syamsu Rijal, S.Hut, M.Si, IPU dari Universitas Hasanuddin.

BACA: Didemo Mahasiswa, DPRD Sulsel Bakal Panggil Gubrrnur dan Direktur BPJS

Dalam pemaparan, Tetsuya Kubota menjelaskan bagaimana pengalaman Jepang dalam mengatasi bencana alam. Jepang memang terkenal dengan kemampuan mitigasi bencana yang baik di dunia.

“Di Jepang, bencana alam yang rutin terjadi adalah gempa bumi, badai taifun, longsor, dan banjir. Di Sulawesi Selatan nampaknya yang menjadi perhatian adalah longsor dan banjir. Dari pengalaman kami di Jepang, mitigasi bencana longsor dan banjir sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan,” papar Tetsuya.

Longsor yang terjadi di suatu daerah, besar kemungkinan akan terjadi lagi pada masa mendatang. Untuk itu, harus ada upaya pencegahan serius jika longsor pernah terjadi. Di Jepang, longsor dan banjir umumnya disebabakan oleh curah hujan yang tinggi, yang merupakan kondisi alamiah.

“Dalam hal mitigasi, kita harus menggabungkan hard dan soft approach. Ada kegiatan lapangan untuk melakukan perbaikan alam, rehabilitasi, revegetasi, dan lainnya. Namun yang tidak kalah penting adalah soft approach, untuk mengedukasi masyarakat,” terang Tetsuya.

BACA: Nurdin Abdullah Tanggapi Pergeseran Jabatan Kadis PLH

Dalam kesempatan yang sama Tim Kajian Banjir Sulawesi Selatan, Dr. Ir. Syamsu Rijal menyampaikan presentasi berjudul “Floding Study and Watershed Rehabilitation Planning of South Sulawesi”. Syamsul Rijal menjelaskan lebih detail langkah-langkah yang bisa diambil oleh masyarakat dan pemerintah Sulsel terkait ancaman bencana alam, khususnya banjir.

BACA JUGA :  Soal Pendidikan di Sulsel, Nurdin Abdullah Punya Misi Sendiri

“Kami melakukan studi kebijakan, dengan fokus pada peristiwa banjir besar di Sulawesi Selatan bulan Januari 2019 lalu. Dari situ, kita memperoleh banyak data tentang potensi bencana alam, khususnya banjir, terutama dalam kaitannya dengan lingkungan hidup,” kata Syamsu Rijal.

Kondisi eksisting lingkungan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap peristiwa banjir. Kondisi eksisting tersebut mencakup kondisi lingkungan, curah hujan, perubahan tutupan lahan, kondisi sungai yang mengalami pendangkalan, maupun kondisi tampungan air yang sangat terbatas.

“Di Jeneponto, banjir besar yang lalu ditambah faktor permukaan air laut yang naik. Saat itu, tinggi banjir bahkan mencapai sampai 8 meter, karena bersamaan air laut naik. Itu seperti fenomena tsunami yang berasal dari gunung, karena besarnya curah hujan pada waktu bersamaan,” jelasnya.

Penanganan bencana alam, khususnya banjir di Sulsel membutuhkan partisipasi banyak pihak. Pemerintah melalui penerapan good governance, masyarakat melalui literasi dan edukasi bencana, pihak swasta melalui program corporate social responsibility, pihak industri melalui penerapan tata kelola yang berkelanjutan, dan sebagainya.

Sementara itu Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah memberikan apresiasi atas kehadiran Prof. Dr. Tetsuya Kubota dari Kyusu University.

“Beliau khusus datang ke sini untuk sharing bagaimana seharusnya kita menjaga lingkungan. Banyak hal yang bisa kita petik dari kehadiran beliau, dengan belajar dari apa yang terjadi di Jepang,” kata Nurdin.

Dia menambahkan bahwa, para ahli mitigasi bencana Jepang sangat detail dalam menjelaskan sesuatu karena didasarkan pada data hasil penelitian. “Ini penting dalam pengelolaan lingkungan dan mengatasi bencana,” imbuh Guru Besar Fakultas Kehutanan Unhas ini

Penulis: Muh. Ismail

spot_img

Headline

Populer