WATAMPONE, SULSELEKSPRES.COM – Usai berbagi nasi ikan sejak tanggal 6-8 Mei lalu. Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone kembali berbagi, dalam hal ini pembagian sembako beserta ikan segar sebanyak 200 paket.
200 paket sembako berisi ikan segar ini distribusikan di tujuh desa dan kelurahan di sekitaran Kampus Politeknik Perikanan meliputi Kelurahan Pallette, Waetuo, Panyula, Toro, Pappolo, Desa Maccope, dan Desa Mallari.
Pembagian sembako sebagai bentuk kepedulian civitas akademik Politeknik KP Bone kepada warga yang terkena dampak ekonomi pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, sembako yang diberikan kepada masyarakat ini, sebelumnya didata oleh pegawai yang tinggal di daerah distribusi dan tidak masuk dalam Bantuan Langsung Tunai (BLT) ataupun lainnya, sehingga pihak Politeknik KP Bone hadir dalam meringankan beban masyarakat setempat.
Plt Direktur Poltek KP Bone, Mudji Prihajatno mengatakan kami lakukan ini guna membantu masyarakat yang terkena dampak ekonomi dari pandemi covid-19 yang ada disekitaran kampus.
“Dengan kegiatan yang dilakukan ini membantu ekonomi masyarakat kurang mampu ditengah kesulitan ekonomi, kemudian hasil panennya kita beli dari petambak yang kesulitan memasarkan hasil usahanya dikarenakan pendemi covid-19 ini,” katanya kepada sulselekspres.com, Senin (11/5/2020).
Sebelumnya, ditengah pandemi covid 19. Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone menggiatkan pembagian Nasi Ikan kepada masyarakat yang dipusatkan di Kelurahan Lonrae dan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur yang dimulai sejak Rabu (6/4/2020).
Pembagian nasi bungkus yang berisi ikan dan laukpauk lainnya tersebut dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini bertujuan agar menambah stamina dan meningkatkan imunitas tubuh.
Berdasarkan pantauan sulselekspress.com aksi berbagi Nasi Ikan ini mendapat sambutan hangat dari warga. Dimana saat para staff Politeknik membagikan di depan jalan yang banyak warga kemudian singgah terlebih para tukang ojek, maupun daeng becak yang juga turut berterima kasih atas aksi berbagi Politeknik KP Bone.
Selain itu, kalangan warga pesisir Bajoe khususnya di wilayah Kelurahan Lonrae Kecamatan Tanete Riattang Timur tak ketinggalan juga mendapat bagian akan pembagian Nasi Ikan dari pihak Politeknik KP.
Plt Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone Muji Prihajatno saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi bagi-bagi nasi dan ikan ini.
Menurutnya aksi ini, sebagai bentuk kepedulian Politeknik KP kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Dimana tujuan dalam aksi berbagi nasi dan ikan ini untuk meringankan beban kepada warga sekitar kampus dan pesisir pantai di era Covid-19 saat ini,” katanya kepada sulselekspress.com saat dihubungi via whatapp Kamis, (07/05).
Lanjut, kata Muji Prihajatno menambahkan kegiatan tersebut dilakukan civitas Politeknik KP Bone seiring dengan perwujudan bentuk Tridharma Perguruan Tinggi.
“Sebagai wujud tridharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Dimana pada kegiatan ini, ikan diperoleh dari pembudidaya tambak dan nelayan sekitar secara langsung, yang saat ini mengalami kesulitan pemasaran ditengah pandemi covid 19, sehingga dapat membantu mereka dengan membeli hasil usahanya, serta dimasak di dapur Politeknik guna menjamin kebersihan dan higienis pengolahannya,” tambahnya.
Sambung, Muji Prihajatno, seluruh kegiatan apa yang kami lakukan oleh civitas bahu membahu secara bersama mulai dari mencari bahan baku, memasak, dan membagikan kepada masyarakat.
“Harapan kami semoga kegiatan ini bermanfaat dan membantu sesama ditengah cobaan pandemi covid 19 ini, serta mengharapkan keberkahan untuk kita semua dibulan ramadhan,” sambungnya.
Diketahui, Gerakan “Nasi Ikan” ini diinisiasi langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, sebagai wujud solidaritas sesama manusia di tengah pandemi corona.
Selain untuk meningkatkan kepekaan sosial, gerakan ini juga untuk mendorong konsumsi ikan sebagai sumber protein kepada masyarakat Indonesia. Kegiatan ini tidak menggunakan anggaran negara, melainkan hasil patungan para pegawai di lingkungan KKP baik pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di 150 titik di Indonesia.