28 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeRagam8 Penyebab Gagalnya Target Partisipasi Pemilih di Pilwali Makassar

8 Penyebab Gagalnya Target Partisipasi Pemilih di Pilwali Makassar

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Makassar telah sukses menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar tahun 2020.

Keberhasilan itu ditandai dengan tidak adanya riak-riak penolakan ataupun gugatan dari kandidat yang kalah. Akan tetapi, ada hal yang belum bisa diwujudkan oleh KPU Makassar, dalam hal ini adalah tingkat partisipasi pemilih.

Diketahui, KPU kota Makassar sendiri menargetkan 77,5 persen partisipasi masyarakat. Sayangnya, taget tersebut gagal terpenuhi. Sehingga jumlah partisipasi pemilih hanya berada di angka 59,66% saja.

Menurut keterangan Komisioner KPU kota Makassar Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan Pendidikan Pemilih, Endang Sari, ada sejumlah penyebab yang membuat target partisipasi pemilih tidak memenuhi target.

“Ada banyak faktor. Dari evaluasi kemarin sudah terurai persoalan-persoalan yang dihadapi di setiap kelurahan,” buka Endang kepada Sulselekspres.com, Jumat (8/1/2021) siang.

Lebih lanjut Endang mengatakan, setidaknya ada drlapan faktor yang menjadi penyebab pokok tidak tercapainya target partisipasi pemilih di Pilwali Makassar 2020 lalu.

1. Situasi pandemi Covid 19 yang menyababkan masyakarkat takut ke TPS.

2. Faktor cuaca yang tidak mendukung, sehingga menghambat distribusi C Pemberitahuan.

3. Banyak TPS yang rubuh karena hujan turun pada saat subuh hari di hari pemilihan.

4. Lokasi TPS harus dibuat lebih akurat.

5. Regulasi yang ada, khususnya di PKPU 18 yang mensyaratkan KTP el/suket sebagai alat verifikasi C pemberitahuan, menyebabkan banyak warga yang tidak bawa KTP el dan hanya bawa C pemberitahuan. Akhirnya mereka pulang dan tidak menggunakan hak pilihnya.

6. Banyak warga yang tergusur, alamatnya sudah tidak diketahui, sehingga C Pemberitahuan tidak bisa didistribusikan.

7. Perekaman KTP el tidak maksimal karena situasi pandemi, sehingga tidak boleh ada penumpukan warga dalam jumlah bayak di satu tempat, dan

8. Ada sekelompok warga di beberapa kelurahan yang sengaja golput karena tidak kunjung mendapat serangan fajar.

Berikut sebaran kelurahan dengan tingkat Partisipasi tertinggi dan terendanh di Pilwali Makassar 2020 :

10 Kelurahan dengan partisipasi tertinggi :
1. Kel. Lakkang (Kec. Tallo) 88,79%
2. Kel. Untia (Kec. Biringkanayya) 82,18%
3. Kel. Lae-lae (Kec. Ujung Pandang) 76,1%
4. Kel. Bonto Rannu (Kec. Mariso) 74,9%
5. Kel. Barangcaddi (Kec. Sangkarrang) 74%
6. Kel. Bonto Biraeng (Kec. Mamajang) 70,36%
7. Kel. Ujung Tanah (Kec. Ujung Tanah) 69,63%
8. Kel. Pattingalloang (Kec. Ujung Tanah) 69,37%
9. Kel. Labuang Baji (Kec. Mamajang) 68,12%
10. Kel. Barombong (Kec. Tamalate) 68,1%

10 Kelurahan dengan partisipasi pemilih terendah :
1. Kel. Ende (Kec. Wajo) 43,95%
2. Kel. Daya (Kec. Biringkanayya) 45%
3. Kel. Masale (Kec. Panakkukang) 47%
4. Kel. Melayu Baru (Kec. Wajo) 47,78%
5. Kel. Butung (Kec. Wajo) 47,86%
6. Kel. Baru (Kec. Ujung Pandang) 50,1%
7. Kel. Sawerigading (Kec. Ujung Pandang) 50,2
8. Kel. Malimongan Tua (Kec. Wajo) 50,36%
9. Kel. Wajo (Kec. Bontoala) 50,41%
10. Kel. Pattunuang (Kec. Wajo) 50,43%

Atas fenomena ini, KPU kota Makassar bertekad melakukan evaluasi dengan menyusun berbagai metode untuk memperbaiki kekurangan kedepannya.

“Semuanya terkait. Jadi semuanya kita evaluasi. Tapi yang paling terasa adalah pandemi,” tutup Endang.

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Makassar telah sukses menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar tahun 2020.

Keberhasilan itu ditandai dengan tidak adanya riak-riak penolakan ataupun gugatan dari kandidat yang kalah. Akan tetapi, ada hal yang belum bisa diwujudkan oleh KPU Makassar, dalam hal ini adalah tingkat partisipasi pemilih.

Diketahui, KPU kota Makassar sendiri menargetkan 77,5 persen partisipasi masyarakat. Sayangnya, taget tersebut gagal terpenuhi. Sehingga jumlah partisipasi pemilih hanya berada di angka 59,66% saja.

Menurut keterangan Komisioner KPU kota Makassar Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan Pendidikan Pemilih, Endang Sari, ada sejumlah penyebab yang membuat target partisipasi pemilih tidak memenuhi target.

“Ada banyak faktor. Dari evaluasi kemarin sudah terurai persoalan-persoalan yang dihadapi di setiap kelurahan,” buka Endang kepada Sulselekspres.com, Jumat (8/1/2021) siang.

Lebih lanjut Endang mengatakan, setidaknya ada drlapan faktor yang menjadi penyebab pokok tidak tercapainya target partisipasi pemilih di Pilwali Makassar 2020 lalu.

1. Situasi pandemi Covid 19 yang menyababkan masyakarkat takut ke TPS.

2. Faktor cuaca yang tidak mendukung, sehingga menghambat distribusi C Pemberitahuan.

3. Banyak TPS yang rubuh karena hujan turun pada saat subuh hari di hari pemilihan.

4. Lokasi TPS harus dibuat lebih akurat.

5. Regulasi yang ada, khususnya di PKPU 18 yang mensyaratkan KTP el/suket sebagai alat verifikasi C pemberitahuan, menyebabkan banyak warga yang tidak bawa KTP el dan hanya bawa C pemberitahuan. Akhirnya mereka pulang dan tidak menggunakan hak pilihnya.

6. Banyak warga yang tergusur, alamatnya sudah tidak diketahui, sehingga C Pemberitahuan tidak bisa didistribusikan.

7. Perekaman KTP el tidak maksimal karena situasi pandemi, sehingga tidak boleh ada penumpukan warga dalam jumlah bayak di satu tempat, dan

8. Ada sekelompok warga di beberapa kelurahan yang sengaja golput karena tidak kunjung mendapat serangan fajar.

Berikut sebaran kelurahan dengan tingkat Partisipasi tertinggi dan terendanh di Pilwali Makassar 2020 :

10 Kelurahan dengan partisipasi tertinggi :
1. Kel. Lakkang (Kec. Tallo) 88,79%
2. Kel. Untia (Kec. Biringkanayya) 82,18%
3. Kel. Lae-lae (Kec. Ujung Pandang) 76,1%
4. Kel. Bonto Rannu (Kec. Mariso) 74,9%
5. Kel. Barangcaddi (Kec. Sangkarrang) 74%
6. Kel. Bonto Biraeng (Kec. Mamajang) 70,36%
7. Kel. Ujung Tanah (Kec. Ujung Tanah) 69,63%
8. Kel. Pattingalloang (Kec. Ujung Tanah) 69,37%
9. Kel. Labuang Baji (Kec. Mamajang) 68,12%
10. Kel. Barombong (Kec. Tamalate) 68,1%

10 Kelurahan dengan partisipasi pemilih terendah :
1. Kel. Ende (Kec. Wajo) 43,95%
2. Kel. Daya (Kec. Biringkanayya) 45%
3. Kel. Masale (Kec. Panakkukang) 47%
4. Kel. Melayu Baru (Kec. Wajo) 47,78%
5. Kel. Butung (Kec. Wajo) 47,86%
6. Kel. Baru (Kec. Ujung Pandang) 50,1%
7. Kel. Sawerigading (Kec. Ujung Pandang) 50,2
8. Kel. Malimongan Tua (Kec. Wajo) 50,36%
9. Kel. Wajo (Kec. Bontoala) 50,41%
10. Kel. Pattunuang (Kec. Wajo) 50,43%

Atas fenomena ini, KPU kota Makassar bertekad melakukan evaluasi dengan menyusun berbagai metode untuk memperbaiki kekurangan kedepannya.

“Semuanya terkait. Jadi semuanya kita evaluasi. Tapi yang paling terasa adalah pandemi,” tutup Endang.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img