25 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeDaerahAndi Islamuddin Saksikan Penandatanganan Akad KUR Bank Sulselbar Rp1,15 Miliar

Andi Islamuddin Saksikan Penandatanganan Akad KUR Bank Sulselbar Rp1,15 Miliar

- Advertisement -

BONE, SULSELEKSPRES.COM – Pj. Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin didampingi Pj. Bupati Bone, Andi Islamuddin menghadiri sekaligus turut menyaksikan momentum bersejarah dengan penandatanganan Akad Perdana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Budidaya Pisang Cavendish, berlangsung di Baruga La Teya Riduni Kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone, Jl Petta Ponggawae, Selasa, (19/12/2023).

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka mengakselerasi implementasi Program Gerakan Gemar Menanam Pisang (GGMP) di Sulawesi Selatan dan mendorong Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

Pemerintah Provinsi Sulsel menunjukkan komitmennya untuk mendukung sektor pertanian, khususnya budidaya pisang, dengan meluncurkan program KUR ini. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan kepada para petani pisang, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Islamuddin mengungkapkan kehadiran pejabat Gubernur yang juga merupakan putra asli Bone diapresiasi oleh PJ. Bupati.

“Meskipun kita tahu pejabat Gubernur ini adalah asli orang Bone, tentu saya sangat berharap kehadiran bapak dan ibu semua di tempat ini bisa menambah semangat kami agar pemerintah ini bisa menjadi salah satu kabupaten yang berkontribusi serta memberikan manfaat ke arah yang lebih baik untuk Provinsi Sulawesi Selatan,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan formal, namun juga merupakan momen penting yang diikuti oleh para pemangku kepentingan.

“Hari ini kita hadir bersama-sama untuk mengikuti suatu kegiatan yang sangat bersejarah, yaitu penandatanganan perdana dalam rangka mengembangkan budidaya pisang di Provinsi Sulawesi Selatan, dan diawali dari Kabupaten Bone,” jelasnya.

Islamuddin menjelaskan program ini sendiri bermula dari kunjungan bersama tim ke salah satu kecamatan di wilayah Barat dan Selatan Kabupaten Bone beberapa minggu yang lalu. Bersama tim melakukan pengecekan lahan seluas 200 hingga 400 hektar, dan hasilnya sangat positif.

“Kami telah melakukan kunjungan ke kecamatan tersebut. Saya dipertemukan langsung dengan pemilik lahan, sekitar 40 hingga 50 orang yang dihadiri oleh teman kami, Pak Heru,” jelas mantan Kepala BKPSDM Bone ini.

Lanjut, kata dia, sampel tanah telah diambil dan diuji untuk memastikan kondisi lahan cocok untuk budidaya pisang. Proses ini mendapat dukungan langsung dari Gubernur Sulawesi Selatan.

“Saya laporkan kepada Bapak Gubernur, dan beliau langsung menginstruksikan untuk segera merealisasikan program ini,” lanjutnya lagi.

Andi Islamuddin mengharapkan keberhasilan program budidaya pisang dapat memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat Kabupaten Bone. Ia pun menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dari pemerintah provinsi.

“Saya yakin program ini akan berhasil, dan kami berharap dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Bone. Terima kasih atas keputusan pejabat Gubernur bersama dengan bantuan Bank Sulselbar untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat,” harapnya.

Selain itu, Ia juga mengharapkan penandatanganan kesepakatan ini diharapkan menjadi tonggak awal untuk melibatkan seluruh kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bone dalam program budidaya pisang.

“Kami harap agar Kabupaten Bone dapat menjadi salah satu produsen pisang terbesar di Sulawesi Selatan dan berkontribusi signifikan pada tingkat perekonomian di wilayah tersebut,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Bank Sulselbar, H. Yulis Suandi, menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan langkah konkret untuk mendukung program pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, terutama dalam mendukung gerakan gemar menabung melalui budidaya pisang. Hal itu disampaikan dalam acara penandatanganan akad kredit usaha rakyat yang diselenggarakan hari ini, di mana 13 petani dengan total luas lahan 11,5 hektar akan menerima kredit sebesar 1 miliar 150 juta.

Menurut H. Yulis Suandi, dukungan ini adalah bentuk nyata dari Bank Sulselbar terhadap upaya pemerintah provinsi dalam meningkatkan program budidaya pisang, khususnya di kalangan petani. Kegiatan ini tidak hanya menjadi acara penandatanganan kredit, tetapi juga simbol kolaborasi antara pihak Bank Sulselbar, pemerintah daerah, otoritas jasa keuangan, lembaga desa keuangan, dan pihak terkait lainnya.

“Kami berkomitmen untuk menyebarkan kredit usaha rakyat ini ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi Sulawesi Selatan, dengan harapan dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian, khususnya budidaya pisang, di wilayah ini,” ujar H. Yulis Suandi.

Bank Sulselbar juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sulawesi Selatan atas bimbingan dan petunjuknya serta penyediaan lahan yang mendukung terlaksananya kegiatan ini. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan PT Cipta Agri Pratama, turut berkontribusi dalam keberhasilan program ini.

H. Yulis Suandi juga menyampaikan apresiasi kepada pejabat Bupati Bone yang telah menyediakan ruangan untuk pelaksanaan akad kredit. Dukungan penuh dari seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, dianggap sebagai simbol kebersamaan dalam membangun Provinsi Sulawesi Selatan.

“Kredit usaha rakyat ini bukan hanya bentuk dukungan finansial, tetapi juga simbol kebersamaan kita dalam membangun Provinsi Sulawesi Selatan yang lebih baik. Kami yakin, dengan komitmen bersama, budidaya pisang kapilis akan menjadi tulang punggung ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan,” pungkasnya.

Bank Sulselbar berencana untuk terus mendukung program-program strategis pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota di Sulawesi Selatan. Dengan total alokasi kredit yang direncanakan sebesar 1 triliun, Bank Sulselbar optimis dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan memberikan kontribusi positif bagi keberhasilan program gerakan gemar menanam pisang.

Direktur Utama Bank Sulselbar berharap agar kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk kesuksesan program gerakan gemar menanam pisang, dan mengajak semua pihak untuk bersatu hati dalam mewujudkan impian bersama menuju Provinsi Sulawesi Selatan yang lebih makmur dan berdaya saing.

Dalam sambutan Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mengajak petani lain untuk memanfaatkan fasilitas KUR ini. KUR untuk budidaya yang dibayarkan setelah panen, dengan bunga 6 persen pertahun, KUR usaha mikro dengan plafon anggaran maksimal Rp100 juta per hektare.

“Ini langkah konkrit kita hari ini, sudah ada saudara kita yang diberikan kesempatan mendapatkan KUR. Mohon diberi tahu semua kelompok tani yang ada,” ajak Bahtiar

Bahtiar Baharuddin juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi lahan kering yang seperti “ular-ular saja” di sepanjang jutaan hektar di wilayahnya.

Ia menyebut bahwa rumah-rumah di area tersebut tidak memiliki hasil yang signifikan, dan gunung-gunung yang sebelumnya menjadi sumber daya alam, kini hanya menyisakan tanah kering.

“Kita telah melihat sendiri beberapa hari yang lalu, bersama-sama dengan panglima dari Makassar ke pantai, acara yang melibatkan Kasat udara. Saat kita melihat daerah seperti Makassar, Gowa, Takala, Jeneponto, dan Bone, kita menyaksikan gunung-gunung yang kebanyakan tidak produktif. Hanya sedikit yang memiliki lahan pertanian, namun hasilnya tidak signifikan,” sebut Dirjen Di Kemendagri.

Menurut Bahtiar, menegaskan keberlanjutan hidup di Sulawesi Selatan kini terancam karena kekeringan yang melanda, dan air menjadi semakin langka. Dr. Bahtiar menjelaskan bahwa tanaman yang ikatannya dengan tanah, seperti akar pohon, telah hilang. “Jadi jangan tanya air kenapa tidak ada. Itu karena gunung yang ikat itu namanya akar pohon, dan akar pohon sudah tidak ada lagi,” tegasnya.

PJ. Gubernur juga menyoroti masalah produktivitas tanaman lokal, seperti padi yang hasilnya tidak memuaskan. Ia menegaskan bahwa perubahan radikal diperlukan untuk mengatasi masalah ini, dengan menanam tanaman holtikultura yang memiliki nilai bisnis, seperti pisang.

“Pimpinan negara sudah memberikan respon positif, bahkan Presiden telah merespon tentang produksi pisang. Ini bukan hanya program lokal, kita bergerak menuju skala internasional. Oleh karena itu, kita harus bekerja cepat,” ungkapnya.

PJ. Gubernur menegaskan bahwa pemerintah daerah telah mengalokasikan dana yang besar untuk mendukung program penanaman tanaman produktif ini. “Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Sulawesi Selatan, dan mungkin tidak akan terulang lagi. Ini momentum kita,” tegasnya lagi.

Dalam usahanya untuk meningkatkan produktivitas, PJ. Gubernur mengajak untuk memilih komoditi yang dapat bersaing di pasar global. “Kita tidak boleh hanya berpikir lokal, tetapi harus memproduksi untuk pasar dunia. Kita harus memilih tanaman yang tidak bisa diproduksi secara massal oleh negara-negara lain,” ajaknya.

Pisang dipilih sebagai salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk bersaing di pasar global. Dr. Bahtiar menekankan perlunya pendekatan ilmiah dalam pemilihan tanaman, menghindari persaingan dengan negara-negara yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi tertentu.

“Kita tidak boleh kalah dalam persaingan dengan negara seperti Cina. Kita harus memilih tanaman yang tidak hanya sesuai dengan tanah kita, tetapi juga memiliki daya saing global,” jelasnya.

PJ. Gubernur menyimpulkan bahwa transformasi ini tidak hanya berkaitan dengan pertanian, tetapi juga dengan pendidikan dan pola pikir masyarakat. Beliau mengajak untuk mengubah paradigma agar masyarakat lebih fokus pada produktivitas dan hasil nyata, bukan hanya gelar dan status sosial semata.

“Kita harus mengubah alam menjadi produktif untuk kehidupan umat manusia dan keluarga kita. Ini saatnya berpikir besar dan bergerak cepat demi masa depan Sulawesi Selatan yang lebih baik,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Bank Sulselbar memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pisang Cavendish kepada Kelompok Tani KSU Labongke, Desa Mattampawanie, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. Diberikan kepada 13 petani dengan luas lahan 11,5 hektar dengan total plafon KUR sebesar Rp1,15 miliar.

Ketua Kelompok Petani KSU Labongke, Rustam Pale, berterima kasih atas fasilitas KUR yang diberikan.

“Alhamdulillah, pertama saya berterima kasih kepada Bapak Gubernur Sulsel dan pimpinan Bank Sulselbar serta Bapak Bupati Bone, telah membantu petani di daerah kami, insya Allah saya akan mengajak yang lain, karena ini adalah peluang usaha karena menurut saya luar biasa dan ini sangat menjanjikan,” pungkasnya.

Yusnadi

- Advertisement -

BONE, SULSELEKSPRES.COM – Pj. Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin didampingi Pj. Bupati Bone, Andi Islamuddin menghadiri sekaligus turut menyaksikan momentum bersejarah dengan penandatanganan Akad Perdana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Budidaya Pisang Cavendish, berlangsung di Baruga La Teya Riduni Kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone, Jl Petta Ponggawae, Selasa, (19/12/2023).

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka mengakselerasi implementasi Program Gerakan Gemar Menanam Pisang (GGMP) di Sulawesi Selatan dan mendorong Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

Pemerintah Provinsi Sulsel menunjukkan komitmennya untuk mendukung sektor pertanian, khususnya budidaya pisang, dengan meluncurkan program KUR ini. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan kepada para petani pisang, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Islamuddin mengungkapkan kehadiran pejabat Gubernur yang juga merupakan putra asli Bone diapresiasi oleh PJ. Bupati.

“Meskipun kita tahu pejabat Gubernur ini adalah asli orang Bone, tentu saya sangat berharap kehadiran bapak dan ibu semua di tempat ini bisa menambah semangat kami agar pemerintah ini bisa menjadi salah satu kabupaten yang berkontribusi serta memberikan manfaat ke arah yang lebih baik untuk Provinsi Sulawesi Selatan,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan formal, namun juga merupakan momen penting yang diikuti oleh para pemangku kepentingan.

“Hari ini kita hadir bersama-sama untuk mengikuti suatu kegiatan yang sangat bersejarah, yaitu penandatanganan perdana dalam rangka mengembangkan budidaya pisang di Provinsi Sulawesi Selatan, dan diawali dari Kabupaten Bone,” jelasnya.

Islamuddin menjelaskan program ini sendiri bermula dari kunjungan bersama tim ke salah satu kecamatan di wilayah Barat dan Selatan Kabupaten Bone beberapa minggu yang lalu. Bersama tim melakukan pengecekan lahan seluas 200 hingga 400 hektar, dan hasilnya sangat positif.

“Kami telah melakukan kunjungan ke kecamatan tersebut. Saya dipertemukan langsung dengan pemilik lahan, sekitar 40 hingga 50 orang yang dihadiri oleh teman kami, Pak Heru,” jelas mantan Kepala BKPSDM Bone ini.

Lanjut, kata dia, sampel tanah telah diambil dan diuji untuk memastikan kondisi lahan cocok untuk budidaya pisang. Proses ini mendapat dukungan langsung dari Gubernur Sulawesi Selatan.

“Saya laporkan kepada Bapak Gubernur, dan beliau langsung menginstruksikan untuk segera merealisasikan program ini,” lanjutnya lagi.

Andi Islamuddin mengharapkan keberhasilan program budidaya pisang dapat memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat Kabupaten Bone. Ia pun menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dari pemerintah provinsi.

“Saya yakin program ini akan berhasil, dan kami berharap dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Bone. Terima kasih atas keputusan pejabat Gubernur bersama dengan bantuan Bank Sulselbar untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat,” harapnya.

Selain itu, Ia juga mengharapkan penandatanganan kesepakatan ini diharapkan menjadi tonggak awal untuk melibatkan seluruh kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bone dalam program budidaya pisang.

“Kami harap agar Kabupaten Bone dapat menjadi salah satu produsen pisang terbesar di Sulawesi Selatan dan berkontribusi signifikan pada tingkat perekonomian di wilayah tersebut,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Bank Sulselbar, H. Yulis Suandi, menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan langkah konkret untuk mendukung program pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, terutama dalam mendukung gerakan gemar menabung melalui budidaya pisang. Hal itu disampaikan dalam acara penandatanganan akad kredit usaha rakyat yang diselenggarakan hari ini, di mana 13 petani dengan total luas lahan 11,5 hektar akan menerima kredit sebesar 1 miliar 150 juta.

Menurut H. Yulis Suandi, dukungan ini adalah bentuk nyata dari Bank Sulselbar terhadap upaya pemerintah provinsi dalam meningkatkan program budidaya pisang, khususnya di kalangan petani. Kegiatan ini tidak hanya menjadi acara penandatanganan kredit, tetapi juga simbol kolaborasi antara pihak Bank Sulselbar, pemerintah daerah, otoritas jasa keuangan, lembaga desa keuangan, dan pihak terkait lainnya.

“Kami berkomitmen untuk menyebarkan kredit usaha rakyat ini ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi Sulawesi Selatan, dengan harapan dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian, khususnya budidaya pisang, di wilayah ini,” ujar H. Yulis Suandi.

Bank Sulselbar juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sulawesi Selatan atas bimbingan dan petunjuknya serta penyediaan lahan yang mendukung terlaksananya kegiatan ini. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan PT Cipta Agri Pratama, turut berkontribusi dalam keberhasilan program ini.

H. Yulis Suandi juga menyampaikan apresiasi kepada pejabat Bupati Bone yang telah menyediakan ruangan untuk pelaksanaan akad kredit. Dukungan penuh dari seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, dianggap sebagai simbol kebersamaan dalam membangun Provinsi Sulawesi Selatan.

“Kredit usaha rakyat ini bukan hanya bentuk dukungan finansial, tetapi juga simbol kebersamaan kita dalam membangun Provinsi Sulawesi Selatan yang lebih baik. Kami yakin, dengan komitmen bersama, budidaya pisang kapilis akan menjadi tulang punggung ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan,” pungkasnya.

Bank Sulselbar berencana untuk terus mendukung program-program strategis pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota di Sulawesi Selatan. Dengan total alokasi kredit yang direncanakan sebesar 1 triliun, Bank Sulselbar optimis dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan memberikan kontribusi positif bagi keberhasilan program gerakan gemar menanam pisang.

Direktur Utama Bank Sulselbar berharap agar kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk kesuksesan program gerakan gemar menanam pisang, dan mengajak semua pihak untuk bersatu hati dalam mewujudkan impian bersama menuju Provinsi Sulawesi Selatan yang lebih makmur dan berdaya saing.

Dalam sambutan Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mengajak petani lain untuk memanfaatkan fasilitas KUR ini. KUR untuk budidaya yang dibayarkan setelah panen, dengan bunga 6 persen pertahun, KUR usaha mikro dengan plafon anggaran maksimal Rp100 juta per hektare.

“Ini langkah konkrit kita hari ini, sudah ada saudara kita yang diberikan kesempatan mendapatkan KUR. Mohon diberi tahu semua kelompok tani yang ada,” ajak Bahtiar

Bahtiar Baharuddin juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi lahan kering yang seperti “ular-ular saja” di sepanjang jutaan hektar di wilayahnya.

Ia menyebut bahwa rumah-rumah di area tersebut tidak memiliki hasil yang signifikan, dan gunung-gunung yang sebelumnya menjadi sumber daya alam, kini hanya menyisakan tanah kering.

“Kita telah melihat sendiri beberapa hari yang lalu, bersama-sama dengan panglima dari Makassar ke pantai, acara yang melibatkan Kasat udara. Saat kita melihat daerah seperti Makassar, Gowa, Takala, Jeneponto, dan Bone, kita menyaksikan gunung-gunung yang kebanyakan tidak produktif. Hanya sedikit yang memiliki lahan pertanian, namun hasilnya tidak signifikan,” sebut Dirjen Di Kemendagri.

Menurut Bahtiar, menegaskan keberlanjutan hidup di Sulawesi Selatan kini terancam karena kekeringan yang melanda, dan air menjadi semakin langka. Dr. Bahtiar menjelaskan bahwa tanaman yang ikatannya dengan tanah, seperti akar pohon, telah hilang. “Jadi jangan tanya air kenapa tidak ada. Itu karena gunung yang ikat itu namanya akar pohon, dan akar pohon sudah tidak ada lagi,” tegasnya.

PJ. Gubernur juga menyoroti masalah produktivitas tanaman lokal, seperti padi yang hasilnya tidak memuaskan. Ia menegaskan bahwa perubahan radikal diperlukan untuk mengatasi masalah ini, dengan menanam tanaman holtikultura yang memiliki nilai bisnis, seperti pisang.

“Pimpinan negara sudah memberikan respon positif, bahkan Presiden telah merespon tentang produksi pisang. Ini bukan hanya program lokal, kita bergerak menuju skala internasional. Oleh karena itu, kita harus bekerja cepat,” ungkapnya.

PJ. Gubernur menegaskan bahwa pemerintah daerah telah mengalokasikan dana yang besar untuk mendukung program penanaman tanaman produktif ini. “Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Sulawesi Selatan, dan mungkin tidak akan terulang lagi. Ini momentum kita,” tegasnya lagi.

Dalam usahanya untuk meningkatkan produktivitas, PJ. Gubernur mengajak untuk memilih komoditi yang dapat bersaing di pasar global. “Kita tidak boleh hanya berpikir lokal, tetapi harus memproduksi untuk pasar dunia. Kita harus memilih tanaman yang tidak bisa diproduksi secara massal oleh negara-negara lain,” ajaknya.

Pisang dipilih sebagai salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk bersaing di pasar global. Dr. Bahtiar menekankan perlunya pendekatan ilmiah dalam pemilihan tanaman, menghindari persaingan dengan negara-negara yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi tertentu.

“Kita tidak boleh kalah dalam persaingan dengan negara seperti Cina. Kita harus memilih tanaman yang tidak hanya sesuai dengan tanah kita, tetapi juga memiliki daya saing global,” jelasnya.

PJ. Gubernur menyimpulkan bahwa transformasi ini tidak hanya berkaitan dengan pertanian, tetapi juga dengan pendidikan dan pola pikir masyarakat. Beliau mengajak untuk mengubah paradigma agar masyarakat lebih fokus pada produktivitas dan hasil nyata, bukan hanya gelar dan status sosial semata.

“Kita harus mengubah alam menjadi produktif untuk kehidupan umat manusia dan keluarga kita. Ini saatnya berpikir besar dan bergerak cepat demi masa depan Sulawesi Selatan yang lebih baik,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Bank Sulselbar memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pisang Cavendish kepada Kelompok Tani KSU Labongke, Desa Mattampawanie, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. Diberikan kepada 13 petani dengan luas lahan 11,5 hektar dengan total plafon KUR sebesar Rp1,15 miliar.

Ketua Kelompok Petani KSU Labongke, Rustam Pale, berterima kasih atas fasilitas KUR yang diberikan.

“Alhamdulillah, pertama saya berterima kasih kepada Bapak Gubernur Sulsel dan pimpinan Bank Sulselbar serta Bapak Bupati Bone, telah membantu petani di daerah kami, insya Allah saya akan mengajak yang lain, karena ini adalah peluang usaha karena menurut saya luar biasa dan ini sangat menjanjikan,” pungkasnya.

Yusnadi

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img