32 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeDaerahBPSPL Makassar Gandeng CDK Wilayah Ajatappareng DKP Provinsi Penanganan dan Pelepasliaran Penyu...

BPSPL Makassar Gandeng CDK Wilayah Ajatappareng DKP Provinsi Penanganan dan Pelepasliaran Penyu Terdampar

- Advertisement -

PINRANG, SULSELEKSPRES.COM – Dalam rangka melindungi biota laut di Perairan. Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar bekerjasama Cabang Dinas Kelautan (CDK) wilayah Ajatappareng Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, melakukan penanganan dan pelepasliaran penyu yang terdampar di Pantai Lowita Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Kamis (18/1/2024).

Penanganan biota laut yang dilindungi dan terdampar ini dilakukan oleh Bidang KSDA wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan dengan Kelompok Masyarakat Lima Putra Pesisir.

Kepala Cabang Dinas Kelautan Ajatappareng Sukmawati Gaffar, dan didampingi oleh Seksi (Kasi) Penataan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir CDK Ajatappareng, Widyawati Rusman mengatakan berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan, telah disepakati lokasi pelepasliaran penyu di Perairan Pulau Baki, Desa Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru.

“Dengan pertimbangan kondisi topografi dan ekosistem perairan di pulau tersebut memungkinkan penyu untuk berlindung sementara dari pengaruh musim barat atau cuaca ekstrim. Dimana, pelepasliaran ini dilaksanakan pada 18 Januari 2024 oleh tim jejaring penanganan,” katanya.

Sementara itu, Perwakilan dari BPSPL Makassar Andi Agung menjelaskan dalam pelaksanaan pelepasliaran salah satu penyu yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dengan panjang total 102 cm, panjang karapaks 84 cm, lebar karapaks 76 cm.

“Penyu jenis kelamin betina, tidak dapat diselamatkan akibat kondisinya sudah melemah ditandai pada saat dilepas di perairan penyu tidak tenggelam tapi mengapung kondisi ini sehingga menyebabkan tim mengambil tindakan untuk mengangkat kembali agar dapat di karantina di keramba,” jelasnya.

Lanjut Agung, namun setelah beberapa menit diletakkan di keramba, penyu tersebut sudah tidak tertolong lagi sehingga dilakukan pembedahan pada penyu yang sudah mati ternyata dalam perut terdapat sampah plastik yg tidak hancur serta kondisi perut dipenuhi udara yg membuatnya terapung.

Yusnadi

- Advertisement -

PINRANG, SULSELEKSPRES.COM – Dalam rangka melindungi biota laut di Perairan. Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar bekerjasama Cabang Dinas Kelautan (CDK) wilayah Ajatappareng Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, melakukan penanganan dan pelepasliaran penyu yang terdampar di Pantai Lowita Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Kamis (18/1/2024).

Penanganan biota laut yang dilindungi dan terdampar ini dilakukan oleh Bidang KSDA wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan dengan Kelompok Masyarakat Lima Putra Pesisir.

Kepala Cabang Dinas Kelautan Ajatappareng Sukmawati Gaffar, dan didampingi oleh Seksi (Kasi) Penataan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir CDK Ajatappareng, Widyawati Rusman mengatakan berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan, telah disepakati lokasi pelepasliaran penyu di Perairan Pulau Baki, Desa Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru.

“Dengan pertimbangan kondisi topografi dan ekosistem perairan di pulau tersebut memungkinkan penyu untuk berlindung sementara dari pengaruh musim barat atau cuaca ekstrim. Dimana, pelepasliaran ini dilaksanakan pada 18 Januari 2024 oleh tim jejaring penanganan,” katanya.

Sementara itu, Perwakilan dari BPSPL Makassar Andi Agung menjelaskan dalam pelaksanaan pelepasliaran salah satu penyu yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dengan panjang total 102 cm, panjang karapaks 84 cm, lebar karapaks 76 cm.

“Penyu jenis kelamin betina, tidak dapat diselamatkan akibat kondisinya sudah melemah ditandai pada saat dilepas di perairan penyu tidak tenggelam tapi mengapung kondisi ini sehingga menyebabkan tim mengambil tindakan untuk mengangkat kembali agar dapat di karantina di keramba,” jelasnya.

Lanjut Agung, namun setelah beberapa menit diletakkan di keramba, penyu tersebut sudah tidak tertolong lagi sehingga dilakukan pembedahan pada penyu yang sudah mati ternyata dalam perut terdapat sampah plastik yg tidak hancur serta kondisi perut dipenuhi udara yg membuatnya terapung.

Yusnadi

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img