26 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeMetropolisDanau Mawang jadi Dangkal Gara-gara Lumpur PDAM

Danau Mawang jadi Dangkal Gara-gara Lumpur PDAM

- Advertisement -

GOWA, SULSELEKSPRES.COM – Danau Mawang yang terletak di Kelurahan Mawang, Kecamatan Bontomarannu, mengalami pendangkalan akibat pembuangan air bercampur lumpur PDAM Bontomarannu.

Pihak PDAM Bontomarannu sendiri mengakui pendangkalan bagian sebelah Timur danau yang setiap hari menjadi tempat pemancingan warga, akibat meluapnya air buangan yang bercampur lumpur.

Kepala Cabang PDAM Bontomarannu, Ridwan, yang ditemui Sulselekspres.com di kantornya, senin (30/01/2023), mengatakan perusahaan yang baru beberapa hari dia pimpin itu sebenarnya sudah memiliki saluran pembuangan sendiri. Namun karena faktor tingginya curah hujan ada air bercampur lumpur yang lolos ke saluran air yang menuju Danau Mawang.

Ridwan berkilah selain faktor curah hujan yang tinggi, meluapnya air bercampur lumpur dr PDAM karena saluran pembuangan air PDAM Bontomarannu juga sekaligus menjadi saluran pembuangan air warga. “Di jalur itu memang tidak ada got selain pembuangan PDAM sehingga air pembuangan dari rumah warga masuk ke situ termasuk sampah-sampah akibatnya got itu tersumbat dan meluap,” katanya.

“Karena got meluap warga membobol sehingga air bercampur lumpur masuk ke danau,” tambahnya lagi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Ridwan mengaku pihaknya sudah melakukan perbaikan saluran pembuangan dan membersihkan sampah yang menutup saluran agar air buangan PDAM Bontomarannu tidak lagi masuk ke danau.

Sementara untuk pengerukan Danau Mawang yang sebelah Timurnya dipenuhi lumpur warna coklat muda, Ridwan mengatakan akan berkoordinasi dengan Balai Pompengan sebagai instansi pengelola.

Abdul Salam Dg. Kulle sebagai salah satu pemerhati lingkungan khususnya kelestarian Danau Mawang, menyoroti persoalan pendangkalan danau yang erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Gowa. Menurutnya pendangkalan yg berdampak rusaknya ekosistem Danau Mawang akibat pembuangan limbah PDAM Bontomarannu adalah hal yg tidak bisa di tolerir.

“Tahun 2020-2021 kemarin hal ini terjadi dan lewat negosiasi pihak PDAM siap bertanggungjawab terhadap pendangkalan karena buangan limbahnya. Maka dilakukan pengerukan danau dan melebarkan parit yang menuju ke Utara yg rencananya diteruskan ke Kanal Mala’lang-Japing, tapi rencana tidak tuntas,” ungkapnya.

Abdul Salam juga menegaskan akibat belum tuntasnya rencana tersebut, saat curah hujan tinggi ditambah buangan limbah PDAM membuat masyarakat Romang Lompoa kebanjiran.

“Karena kebanjiran jalur pembuangan ke Danau Mawang kembali dibuka, maka terjadilah hal ini untuk yang kedua kalinya. Dan ini nampak akan lebih parah dari tahun sebelumnya,” tegas Salam.

Karena iitu dia minta keseriusan dan tindakan nyata semua pihak untuk menyelamatkan Danau Mawang sebagai warisan kepada generasi mendatang.

- Advertisement -

GOWA, SULSELEKSPRES.COM – Danau Mawang yang terletak di Kelurahan Mawang, Kecamatan Bontomarannu, mengalami pendangkalan akibat pembuangan air bercampur lumpur PDAM Bontomarannu.

Pihak PDAM Bontomarannu sendiri mengakui pendangkalan bagian sebelah Timur danau yang setiap hari menjadi tempat pemancingan warga, akibat meluapnya air buangan yang bercampur lumpur.

Kepala Cabang PDAM Bontomarannu, Ridwan, yang ditemui Sulselekspres.com di kantornya, senin (30/01/2023), mengatakan perusahaan yang baru beberapa hari dia pimpin itu sebenarnya sudah memiliki saluran pembuangan sendiri. Namun karena faktor tingginya curah hujan ada air bercampur lumpur yang lolos ke saluran air yang menuju Danau Mawang.

Ridwan berkilah selain faktor curah hujan yang tinggi, meluapnya air bercampur lumpur dr PDAM karena saluran pembuangan air PDAM Bontomarannu juga sekaligus menjadi saluran pembuangan air warga. “Di jalur itu memang tidak ada got selain pembuangan PDAM sehingga air pembuangan dari rumah warga masuk ke situ termasuk sampah-sampah akibatnya got itu tersumbat dan meluap,” katanya.

“Karena got meluap warga membobol sehingga air bercampur lumpur masuk ke danau,” tambahnya lagi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Ridwan mengaku pihaknya sudah melakukan perbaikan saluran pembuangan dan membersihkan sampah yang menutup saluran agar air buangan PDAM Bontomarannu tidak lagi masuk ke danau.

Sementara untuk pengerukan Danau Mawang yang sebelah Timurnya dipenuhi lumpur warna coklat muda, Ridwan mengatakan akan berkoordinasi dengan Balai Pompengan sebagai instansi pengelola.

Abdul Salam Dg. Kulle sebagai salah satu pemerhati lingkungan khususnya kelestarian Danau Mawang, menyoroti persoalan pendangkalan danau yang erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Gowa. Menurutnya pendangkalan yg berdampak rusaknya ekosistem Danau Mawang akibat pembuangan limbah PDAM Bontomarannu adalah hal yg tidak bisa di tolerir.

“Tahun 2020-2021 kemarin hal ini terjadi dan lewat negosiasi pihak PDAM siap bertanggungjawab terhadap pendangkalan karena buangan limbahnya. Maka dilakukan pengerukan danau dan melebarkan parit yang menuju ke Utara yg rencananya diteruskan ke Kanal Mala’lang-Japing, tapi rencana tidak tuntas,” ungkapnya.

Abdul Salam juga menegaskan akibat belum tuntasnya rencana tersebut, saat curah hujan tinggi ditambah buangan limbah PDAM membuat masyarakat Romang Lompoa kebanjiran.

“Karena kebanjiran jalur pembuangan ke Danau Mawang kembali dibuka, maka terjadilah hal ini untuk yang kedua kalinya. Dan ini nampak akan lebih parah dari tahun sebelumnya,” tegas Salam.

Karena iitu dia minta keseriusan dan tindakan nyata semua pihak untuk menyelamatkan Danau Mawang sebagai warisan kepada generasi mendatang.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img