Hijrah 40 Kader, Obama: Hanura Punya Ramuan Khusus

Pengurus DPP Hanura, Bahar Ngitung (Obama).(Int)

MAKASSAR Partai besutan Jendral Wiranto itu, kini kelihangan 40 kader potensialnya, dengan bukti membawa Hanura dengan capaianyan enam kursi di DPRD Provinsi Selawesi Selatan (Sulsel).

Apalagi dengan langkah yang dinilai ketinggalan kereta ini mejadi sebuah masalah bagi Hanura Sulsel untuk melangkah ke momentum seperti Pemilihan Kepala Daera (Pilkada), Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2018 mendatang ini.

Koordinator Wilayah Partai Hanura Sulsel, Bahar Ngitung, mengaku bahwa partainya memiliki langkah yang taktis, untuk menghadapi momentum tiga momentum mendatang ini.

“Hanura itu punya ramuan khusus dalam menghadapi pilkada, pileg dan Pilpres. Seluruh jajaran pengurus tahu itu. Apa yang sudah dilakukan, dan sedang akan dilakukan adalah bagian dari strategi partai,” beber Obama- sapaan akrab Bahar Ngitung politisi Hanura asal Sulsel ini, saat dihubungi sulselekspres.com melalui watshapp nya, Selasa (15/8).

 

Menurut Obama, mengenai kehilangan 40 kader potensialnya Hanura itu, sangat disayangkan, sebab itu menjadi tantangan bagi pengurus baru untuk membangun keakraban dengan seluruh unsur pengurus.

“Sangat kita sayangkan karna kehadiran pak Ilham Mattalatta dengan kabinet yang dibentuknya,” sesalnya.

Namun, hal lain pun bisa saja terjadi dengan kehadiran pengurus baru Ilham Mattalatta, sebagai ketua DPD dapat menjadi gayatarik bagi Hanura untuk merekrut kader-kader yang berpotensi.

“Ketua DPD dapat menjadi magnik bagi partai untuk merekrut kader-kader, potensial guna mengangkat elektabilitas partai. Mungkin saja ada beberapa yang pindah tapi lebih banyak juga kader – kader partai lain berkeinginan masuk di Hanura,” tambahnya.

Sementara itu Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Firdaus Muhammad, mengatakan bahwa perpindahan kader Hanura ke Golkar dan PKB merupakan kerugian bagi Hanura, karena setiap partai membutuhkan loyalitas dan militansi kader.

Apalagi perpindahan kader lantaran karna lemahnya penguatan ideologi kader.

“Perpindahan kader dilatari karena lemahnya penguatan ideologi kader sehingga mudah pindah dan juga karena kepentingan politiknya yang tidak terakomodir selain godaan partai lain lebih menjanjikan,” ujar akademisi UIN Alauddin Makassar ini.

Lalu langkah apa yang harus dilakukan partai Hanura untuk menghadapi seluruh momentum pesta demokrasi Pilkada, Pilgub dan Pileg 2018 dan 2019 mendatang.

“Hanura harus menjaga soliditas pengurus dan kader untuk menghadapi agenda politik ke depan,” tutupnya