Menurut, Cheriani menjelaskan, pasar murah sudah menjadi program 30 hari dari Kadin sejak Rapinkab Minggu lalu.
“Sebenarnya pasar murah ini memang juga sudah masuk dalam program 30 hari kadin kedepannya, namun karena Pemerintah Kabupaten Bone melibatkan Kadin dikekang HJB ini sehingga patut dilaksanakan” jelasnya.
Dalam rapat tersebut, Kadin Bone juga menyampaikan akan merencanakan untuk melakukan pasar murah sendiri kedepannya dengan melihat kondisi pandemi saat ini ditambah dengan keterkaitan kelangkaan minyak Glgoreng di Bone saat ini.
“Mungkin kami dari kadin nantinya juga akan melakukan pasar murah namun jelang bulan suci ramadhan dan dalam waktu dekat ini kami akan membicarakan atau rapat dulu dengan para pengurus kadin lainnya,” bebernya.
Ia pun berharap, pasar murahnya nanti betul-betul tepat sasaran dan sistemnya nanti juga dari kalangan masyarakat ekonomi ke bawah yang akan merasakan sepenuhnya pasar murah tersebut. Serta bukan dimonopoli oleh kebanyakan orang mampu dan ASN seperti kegiatan-kegiatan pasar murah di Bone.
Terkait rencana pasar murah pada 21 Maret mendatang, Pemkab Bone belum menentukan sistem apa yang akan diterapkan pada pasar murah ke depan karena masih akan ada pertemuan susulan untuk menentukan mekasnisme pelaksanan pasar murah.
