Legislator DPRD Sulsel, Kompak Kenakan Pakaian Adat Kajang

Legislator kenakan pakaian adat Kajang/ IST

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Legislator DPRD Sulsel, Arum Spink dan Pendy Bangadatu, Anggota DPRD Prov Sulsel Fraksi Partai Nasdem kompak menggunakan pakaian khas Kajang Bulukumba pada upacara perayaan hari Jadi Sulsel ke 348 di CPI Tanjung Bunga Makassar, (19/10/17)

Kehadiran kedua legislator muda cukup menarik perhatian para undangan. Sebagian peserta sempat meminta berswafoto. Kelihatan berbeda memang karena seperti diketahui, pakaian khas Kajang berwarna gelap hitam.

Arum Spink yang dimintai tanggapan mengatakan bahwa ini upaya memperkenalkan budaya, bukan saja tentang Suku Kajang yang hingga kini teguh mempertahankan adat istiadatnya, tapi juga memperkenalkan hasil kerajinan orang Kajang dalam menenun sarung dan passapu di kepala.

“Orang Ke Kajang biasanya hanya mau bertemu Amma Toa dan melihat keasrian alamnya yang masih sangat terjaga, semoga dengan begini orang juga mengenal ada sarung mereka yang unik karena bahannya murni dari alam,” ungkap Pipink, sapaan akrabnya Arum Spink, yang juga politisi asal Bulukumba ini, melalui rilisnya kepada sulselekspres.com, Kamis (19/10/2017).

Mantan ketua KPUD Bulukumba ini berharap, hasil kerajinan suku
Kajang bisa diperkenalkan secara massif oleh pemerintah Provinsi sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat pengrajin sarung di Kajang. “Saya berharap pada perayaan hari jadi Sulsel tahun depan, Pak Gubernur beserta para tamu dan undangan bisa menggunakan pakaian khas Kajang,” katanya.

“Alhamdulillah, di sini saja, banyak undangan bertanya beli di mana sarung dan passapu yang saya pake. Saya jawab, bisa langsung ke Kajang atau pesan melalui saya, hehehe,” tuturnya sembari tersenyum.

Sementara itu, Pendy Bangadatu mengungkapkan kebanggaanya menggunakan pakaian khas Kajang pasa perayaan hari jadi Sulsel tahun ini.

“Sengaja saya pesan khusus sarung dan passapu Kajang karena disamping memperkenalkan khazahah kita di Sulsel, juga karena kualitas sarung Kajang yang cukup istimewa. Bayangkan maki tawwa, pewarnaan sarung ini tak memakai zat pewarna kimia. Ini pake pewarna dari alam,” tutup legislator asal Toraja ini.