27 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeMetropolisMIWF Luncurkan Tema 2021, Anthropause

MIWF Luncurkan Tema 2021, Anthropause

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Makassar International Writers Festival (MIWF) resmi meluncurkan tema festival 2021, Anrhropause, tepat di hari kelahiran RA Kartini.

“Di hari kelahiranmu kami ingin mengabarkan bahwa sebuah festival penulis bernama Makassar International Writers Festival, yang penggeraknya adalah 80% perempuan, dan yang mengusung prinsip “no all male panels” akan kembali digelar, setelah sempat tertunda tahun lalu akibat pandemi,” ujar Direktur/ Pendiri MIWF Lily Yulianti Farid, Rabu (21/4/2021) malam.

Menurut Lily, pemikiran-pemikiran Kartini menjadi salah satu sumber energi dalam merawat festival yang telah menjadi platform pertukaran pengetahuan dan gagasan selama 10 tahun terakhir ini.

Sama seperti Kartini yang tak pernah berhenti bertanya dan menggugat, yang selalu menyuburkan rasa ingin tahu dan tak berhenti mereka-reka keterikatan dan keterkaitannya dengan dunia di luar sana, MIWF pun melakukan hal yang sama sembari membayangkan Makassar, sebagai titik berangkat dalam memulai dan mengembangkan percakapan-percakapan yang jernih dan kritis.

“Kami merayakan hari kelahiranmu dengan memperkenalkan tema festival tahun ini: ANTHROPAUSE – sebuah istilah baru yang lahir pada tahun 2020, yang menggambarkan jeda besar-besaran yang terpaksa dilakukan manusia dalam upaya menekan penularan Covid-19 yang telah menelan korban 3 juta jiwa, secara global,” ungkap Lily.

“Dulu Ibu Kartini dipingit oleh tradisi yang patriarkis,  tapi dengan berani Ibu berteriak, “Jangan kau rampas penaku!”,Sekarang  kami juga dipingit karena pandemi, sambil memikirkan siasat untuk bertahan. Siapa yang lebih merana di tengah bencana seperti ini? Laki-laki atau perempuan? Siapa yang lebih mudah menjangkau pelampung saat kapal karam? Si Kaya atau Si Miskin?  Kami akan angkat suara dan menggerakkan pena, menelusuri kembali pikiran-pikiran berani dari pendahulu kami, sebagai bahan untuk membangun pandangan-pandangan baru di tengah dunia yang berubah, di tengah situasi Anthropause.” Ujar Lily.

MIWF juga berterima kasih atas pikiran dan gagasan Kartini, Intelektualisme dan kemanusiaanmu adalah cahaya yang menerobos masuk di ruang kesadaran pihaknya yang kini terus bersiasat dan terus mengerahkan akal budi di tengah jeda massal yang dilakukan umat manusia.

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Makassar International Writers Festival (MIWF) resmi meluncurkan tema festival 2021, Anrhropause, tepat di hari kelahiran RA Kartini.

“Di hari kelahiranmu kami ingin mengabarkan bahwa sebuah festival penulis bernama Makassar International Writers Festival, yang penggeraknya adalah 80% perempuan, dan yang mengusung prinsip “no all male panels” akan kembali digelar, setelah sempat tertunda tahun lalu akibat pandemi,” ujar Direktur/ Pendiri MIWF Lily Yulianti Farid, Rabu (21/4/2021) malam.

Menurut Lily, pemikiran-pemikiran Kartini menjadi salah satu sumber energi dalam merawat festival yang telah menjadi platform pertukaran pengetahuan dan gagasan selama 10 tahun terakhir ini.

Sama seperti Kartini yang tak pernah berhenti bertanya dan menggugat, yang selalu menyuburkan rasa ingin tahu dan tak berhenti mereka-reka keterikatan dan keterkaitannya dengan dunia di luar sana, MIWF pun melakukan hal yang sama sembari membayangkan Makassar, sebagai titik berangkat dalam memulai dan mengembangkan percakapan-percakapan yang jernih dan kritis.

“Kami merayakan hari kelahiranmu dengan memperkenalkan tema festival tahun ini: ANTHROPAUSE – sebuah istilah baru yang lahir pada tahun 2020, yang menggambarkan jeda besar-besaran yang terpaksa dilakukan manusia dalam upaya menekan penularan Covid-19 yang telah menelan korban 3 juta jiwa, secara global,” ungkap Lily.

“Dulu Ibu Kartini dipingit oleh tradisi yang patriarkis,  tapi dengan berani Ibu berteriak, “Jangan kau rampas penaku!”,Sekarang  kami juga dipingit karena pandemi, sambil memikirkan siasat untuk bertahan. Siapa yang lebih merana di tengah bencana seperti ini? Laki-laki atau perempuan? Siapa yang lebih mudah menjangkau pelampung saat kapal karam? Si Kaya atau Si Miskin?  Kami akan angkat suara dan menggerakkan pena, menelusuri kembali pikiran-pikiran berani dari pendahulu kami, sebagai bahan untuk membangun pandangan-pandangan baru di tengah dunia yang berubah, di tengah situasi Anthropause.” Ujar Lily.

MIWF juga berterima kasih atas pikiran dan gagasan Kartini, Intelektualisme dan kemanusiaanmu adalah cahaya yang menerobos masuk di ruang kesadaran pihaknya yang kini terus bersiasat dan terus mengerahkan akal budi di tengah jeda massal yang dilakukan umat manusia.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img