28 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeParlemanNunung Dasniar Soroti Kenaikan Retribusi Sampah Kota Makassar

Nunung Dasniar Soroti Kenaikan Retribusi Sampah Kota Makassar

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Anggota DPRD Makassar Nunung Dasniar melanjutkan agenda Temu Konstituen Reses II Masa Persidangan II Tahun 2023-2024 di Daerah Pemilihan (Dapil) III meliputi, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya, Rabu (17/1/2024).

Titik kedua ini digelar di RT 2 RW 10, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya. Semua unsur hadir
memadati Reses II Masa Persidangan II Politisi Gerindra itu, seperti Sekertaris Lurah, Babinsa, Binmas, RT dan RW hingga tokoh masyarakat.

Pada kesempatan itu, Nunung Dasniar menyoroti perihal kenaikan retribusi persampahan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Menurut dia, adanya kenaikan itu membuat masyarak resah.

“Momen Reses yang baik ini saya kira masyarakat harus tahu alasan kenaikan retribusi persampahan, apalagi ini naik Rp5.000. Pemkot Makassar jangan gara-gara mau PAD banyak tapi menyiksa warga,” tegas Nunung Dasniar.

Nunung mengungkapkan alasan penolakan kenaikan retribusi persampahan. Menurutnya Pemkot tak seharusnya menaikkan hal tersebut, mesti pelayanan menjadi urgensi yang harus dibenahi. Pasalnya, selama ini armada sampah hanya menyiksa warga karena lambat memberikan layanan.

“Ini tiba-tiba dikasi naik, harusnya pelayanan dulu dimaksimalkan, kalau mau PAD, pemerintah bisa menyasar pengusaha,” katanya.

Nunung juga mempertanyakan kinerja Lurah Laikang Andi Wahyu Setiawan. Di mana, agenda Reses yang merupakan tempat mendengarkan aspirasi warga justru tidak hadir tanpa alasan.

“Pak Wali harus evaluasi. Masa agenda temu warga tidak datang. Bagaimana mau bagus wilayah kalau malas ketemu masyarakatnya. Nah ini juga berhubungan dengan pelayanan persampahan. Mau
<span;>uangnya tapi layanan tak maksimal,” ungkapnya.

Tak hanya persoalan retribusi persampahan, kata Anggota Komisi C DPRD Makassar itu, dirinya menyoroti Program Ducting Sharing. Kata dia, program ini hanya menghabiskan anggaran. Mestinya, pengusaha yang tidak membayar pajak atau retribusi sewa kabel menjadi perhatian.

“Ini juga Ducting Sharing, Rp400 miliar anggarannya habis untuk melayani pengusaha. Itumo dulu pajak atau sewa lahan pengusaha provider kejar. Ini uang rakyat dihabiskan begitu saja,” jelasnya.

Warga Dapil III, Rendi sepakat dengan penolakan yang diajukan Anggota DPRDMakassar Nunung Dasniar. Pasalnya, selama ini pelayanan persampahan tidak begitu baik. Jadwal pengambilan sampah terkadang terlambat hingga seminggu tetapi penagihan retribusi tepat waktu.

“Betul Bu Dewan, pelayanan dulu maksimalkan baru kasi naik,” tukas Rendi. (*)

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Anggota DPRD Makassar Nunung Dasniar melanjutkan agenda Temu Konstituen Reses II Masa Persidangan II Tahun 2023-2024 di Daerah Pemilihan (Dapil) III meliputi, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya, Rabu (17/1/2024).

Titik kedua ini digelar di RT 2 RW 10, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya. Semua unsur hadir
memadati Reses II Masa Persidangan II Politisi Gerindra itu, seperti Sekertaris Lurah, Babinsa, Binmas, RT dan RW hingga tokoh masyarakat.

Pada kesempatan itu, Nunung Dasniar menyoroti perihal kenaikan retribusi persampahan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Menurut dia, adanya kenaikan itu membuat masyarak resah.

“Momen Reses yang baik ini saya kira masyarakat harus tahu alasan kenaikan retribusi persampahan, apalagi ini naik Rp5.000. Pemkot Makassar jangan gara-gara mau PAD banyak tapi menyiksa warga,” tegas Nunung Dasniar.

Nunung mengungkapkan alasan penolakan kenaikan retribusi persampahan. Menurutnya Pemkot tak seharusnya menaikkan hal tersebut, mesti pelayanan menjadi urgensi yang harus dibenahi. Pasalnya, selama ini armada sampah hanya menyiksa warga karena lambat memberikan layanan.

“Ini tiba-tiba dikasi naik, harusnya pelayanan dulu dimaksimalkan, kalau mau PAD, pemerintah bisa menyasar pengusaha,” katanya.

Nunung juga mempertanyakan kinerja Lurah Laikang Andi Wahyu Setiawan. Di mana, agenda Reses yang merupakan tempat mendengarkan aspirasi warga justru tidak hadir tanpa alasan.

“Pak Wali harus evaluasi. Masa agenda temu warga tidak datang. Bagaimana mau bagus wilayah kalau malas ketemu masyarakatnya. Nah ini juga berhubungan dengan pelayanan persampahan. Mau
<span;>uangnya tapi layanan tak maksimal,” ungkapnya.

Tak hanya persoalan retribusi persampahan, kata Anggota Komisi C DPRD Makassar itu, dirinya menyoroti Program Ducting Sharing. Kata dia, program ini hanya menghabiskan anggaran. Mestinya, pengusaha yang tidak membayar pajak atau retribusi sewa kabel menjadi perhatian.

“Ini juga Ducting Sharing, Rp400 miliar anggarannya habis untuk melayani pengusaha. Itumo dulu pajak atau sewa lahan pengusaha provider kejar. Ini uang rakyat dihabiskan begitu saja,” jelasnya.

Warga Dapil III, Rendi sepakat dengan penolakan yang diajukan Anggota DPRDMakassar Nunung Dasniar. Pasalnya, selama ini pelayanan persampahan tidak begitu baik. Jadwal pengambilan sampah terkadang terlambat hingga seminggu tetapi penagihan retribusi tepat waktu.

“Betul Bu Dewan, pelayanan dulu maksimalkan baru kasi naik,” tukas Rendi. (*)

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img