MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, memberikan kuliah umum dengan tema Percepatan Pembangunan Ekonomi Sulawesi Selatan, di Balai Sidang 45 Universitas Bosowa (Unibos), Jalan Urip Sumiharjo Makassar, Selasa (30/10/2018). Kuliah ini diikuti oleh ribuan mahasiswa.
Pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Unibos, juga terlihat hadir pendiri Bosowa CorpAksa Mahmud, Rektor Unibos Saleh Pallu beserta sivitas akademika lainnya.
Dalam kesempatannya, Nurdin Abdullah mengaku mendapat kehormatan atas undangan Rektor Unibos untuk sharing terkait pengalaman, pandangan dan kebijakannya di dunia pendidikan dan pemerintahan. Mulai dari seorang akademisi hingga menjadi gubernur.
“Nasib tidak ada yang menduga, kuncinya siapkan diri sebaik mungkin,” kata Nurdin Abdullah, pada para generasi milenial yang hadir.
Nurdin mengakui bahwa Sulsel unggul dengan lumbung pangannya di Nasional. Namun, tak bisa dipungkiri, ditengah keunggulan itu, petani masih hidup dalam kemiskinan.
Salah satu contohnya, kata Nurdin Indonesia juga memproduksi coklat, tetapi membeli coklat dari Belgia karena memiliki merek.
“Belum lagi potensi wisata, termasuk pulau-pulaunya, kemiskinan masih ada di daerah tersebut,” ujarnya.
Ia menekankan, jika ingin berbicara pembangunan, maka yang harus diperhatikan adalah membangun infrastruktur dan pendidikan sebagai kuncinya.
Sebab menurutnya soal kemiskinan, orang Indonesia tidak layak miskin, maka yang harus dikuasai adalah inovasi teknologi.
“Indonesia ini ibarat serpihan surga, apapun yang ditanam akan tumbuh,” sebutnya.
Ia meminta, sebagai seorang mahasiswa, harus memacu diri untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan. Tidak ada negara maju yang tidak melibatkan peranan kampus dalam pembangunan.
Untuk itu, Nurdin menilai bahwa Triple helix sangat penting, dimana pemerintah, dunia kampus dan swasta (bisnis dan dunia usaha) untuk saling bersinergi.
“Kabupaten Bantaeng percepatannya terjadi karena ada bantuan kampus,” ujarnya.
Sementara, Aksa Mahmud menyampaikan, masyarakat Sulsel, jika memiliki pendidikan akan menjadi “singa terbang”. Artinya, jika memiliki pendidikan akan mudah mendapat jabatan.
Ia juga berharap Unibos mampu menghasilkan mahasiswa berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global. “Ke depan pertaruhan yang ada, adalah pertaruhan pendidikan, bukan lagi senjata,” sebutnya.
Sementara itu, Saleh Pallu saat membuka acara, mengaku sangat dekat dengan Nurdin Abdullah. Bahkan pernah menjadi teman sekamar saat menempuh pendidikan di Jepang. Selain mereka berdua, ada juga Ramli Rahim (Akedemisi dan Peneliti Unhas).
“Saya bersama dari Unhas, dan kembali juga sama-sama,” akunya.
Ia pun memotivasi mahasiswa untuk meraih cita-citanya. Seperti yang telah mereka raih bertiga.
“Kalau kita dulu bicara kembali ke Indonesia mau jadi apa. Saya bilang Pak Nurdin jadi bupati saja, kalau saya jadi mau jadi dekan saja, Prof Ramli peneliti dan tuhan mendengarkan itu,” ungkapnya.
Diketahui, Unibos saat ini masuk dalam jajaran 100 besar universitas terbaik di Indonesia versi berbagai lembaga.