Paropo Pelestari Budaya Makassar di Kota Smart

Paropo, salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, terkenal sebagai tempat terpeliharanya kekayaan budaya Makassar

Walikota Makassar Apresiasi Festival Kampung Budaya dan Seni di Paropo. Minggu (30/7/2017) malam. Ist

MAKASSAR– Indonesia adalah negeri yang luar biasa, negeri yang kaya akan suku bangsa, bahasa, dan budaya. Budaya merupakan suatu unsur penting pembentuk identitas suatu kumpulan orang banyak terlebih suatu bangsa. Kepribadian suatu bangsa akan tercermin melalui budayanya.

Makassar adalah Ibu Kota Sulawesi Selatan, merupakan salah satu Kota yang maju, tingkat ekonominya pun terus meningkat. Bahkan kemajuan pembangunannya pun terus berkembang. Tak berhenti disitu saja, dibidang teknologi komunikasi pun terus mengalami trasformasi.

Akan tetapi, hal tersebut pastinya mempengaruhi budaya asli di Kota Makassar karena pesatnya kemajuan teknologi yang terus berkembang.

Terbukanya arus komunikasi dan informasi yang didukung dengan majunya alat–alat komunikasi yang saat ini sudah mudah didapatkan oleh setiap orang membuat begitu banyak kebudayaan asing masuk ke indonesia dan semakin membuat posisi kebudayaan indonesia tergeser jauh dari idealnya.

Baca Juga: Walikota Palopo Puji Program Membangun Kampung

Akan tetapi, meskipun dihimpit budaya teknologi yang canggih ternyata di Kota yang dikenal dengan Kota Smart City ini masih memilihara budaya lama dengan baik.

Paropo, salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, terkenal sebagai tempat terpeliharanya kekayaan budaya Makassar. Wilayah tersebut menjaga dan melestarikan kesenian seperti Tari pepeka ri makka, paraga, dan lainnya.

Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto melayangkan apresiasi dengan digelarnya festival budaya dan seni 2017 yang diadakan oleh forum sastra kepulauan Makassar, di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, Minggu malam, (30/7/2017).

Budaya bagi Danny adalah identitas suatu daerah. Tanpa itu ibarat orang yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk yang tidak jelas identitasnya.

“Banyak kebudayaan asli masih sangat terpelihara di sini sehingga perlu selalu digelorakan, semangat tidak boleh turun untuk mencari inovasi- inovasi memajukan budaya kita,” kata Danny.

Danny pun menyebut kegiatan tersebut sangat sesuai dengan apa yang diprogramkan pemerintahannya. Yakni, bagaimana memperkuat identitas kota ini sehingga menjadikan Makassar dua kali tambah baik.

“Saya tidak ingin menjadikan Makassar seperti Singapura, Inggris, atau Jakarta. Tapi saya akan buat Makassar menjadi benar- benar Makassar, atau Makassar sekali tentu dengan kekuatan budaya sebagai identitas yang kita miliki,” pungkasnya.

Hal ini jugalah yang melatari wali kota terbaik Indonesia ini sehingga memasukkan budaya di salah satu poin 18 revolusi pendidikan.

Beberapa seniman Makassar terlihat dalam kegiatan ini, salah satunya, Asia Ram Prapanca.(**)