SULSELEKSPRES.COM – Mantan Mentri Pertanian Andi Sudirman Sulaiman ikut memberikan tanggapan soal isu rencana pemerintah melakukan impor beras.
Amran bercerita saat dirinya menjabat sebagai mentri dan tidak ada impor beras yang dilakukan. Dia berharap hasil panen petani tahun ini bisa mencukupi kebutuhan beras.
“5 tahun terjadi, 2019 tidak ada impor, 2020 tidak ada impor. Tahun ini mudah-mudahan berasnya cukup, karena sudah musim panen,” kata Amran saat menjadi pembicara dalam kegiatan Rakerda, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Makassar, (26/3/2021).
Amran juga menyinggung penghargaan yang pernah diraih Presiden Soeharto sebagai bapak pangan dunia pada 10 November 1984 silam.
“Akhir masa jabatan kami 2019 impor nol. Dan penduduknya pada saat itu (era Soeharto) 136 juta, hari ini 267 juta, dua kali lipat tapi impor nol,” katanya.
Amran kemudian bercerita soal bagaimana perjuangan dirinya menghentikan agar tidak ada impor saat masih menjabat. Dalam komoditi jagung, Indonesia selama 70 tahun disebut selalu impor, namun hal tersebut berhasil diubah hanya dalam waktu dua tahun
“Jagung 3,6 juta ton kita impor tiap tahun, 70 tahun. Kita stop langsung ubah, dalam dua tahun langsung ekspor,” ujar dia.
Dia berpesan agar segala kebijakan jangan sampai merugikan petani. “Kebijakannya sederhana, hanya kami katakan jangan biarkan petani Indonesia rugi,” pungkasnya.
Seperti banyak diberitakan, pemerintah berencana melakukan impor 1-1,5 juta ton beras dengan alasan menjaga ketersediaan beras dalam negeri. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun pasang badan dan mengaku sudah menghitung secara cermat terkait kebijakan ini.
