MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kamis (8/3/2018) sekira pukul 11.30 Wita, ditengah arus lalu lintas yang mulai memadat seraya dentuman bunyi klakson yang tiap detik memantul ke dinding jembatan Fly Over, di perempatan Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.
Lampu merah bergantian menyala, saat tiba kesempatan peserta aksi Sorak Perempuan juga ikut menyeberang ke titik aksi mereka. Dari satu hingga puluhan, dari beragam warna bendera hingga ragam lintas gerakan mulai tertitik pusat. Mereka bersatu padu dalam barisan aksi memperingati Hari Perempuan Internasional.
Baca: Viral..! Coba Bunuh Diri Lompat Ke Sungai, Perempuan Ini Malah Berenang
“Cek cek, kawan Jika besok, lusa atau di kemudian hari anda mendengar berita di televisi, membaca koran atau mendengar gosip dari tetangga anda tentang timpangnya perempuan diperlakukan, maka detik ini pula kita harus menolak semua bentuk diskriminasi perempuan. Waspadalah, mungkin korbannya adalah keluarga atau sahabat karib anda,” Tuti memulai mimbar orasinya.
Spanduk berwarna ungu telah terbentang, petaka telah mengudara, selebaran mulai terdistribusi ke tangan-tangan pengendara. Tuti bersama peserta aksi lainnya tetap bersemengat di tengah hujan renyai yang sejak pagi membasahi Kota Makassar.
“Satu abad lalu, sebuah pencapaian yang luar biasa dicapai oleh kaum-kaum perempuan dalam membela hak sosial, hak ekonomi dan hak budayanya,” Tuti kembali bersuara.
Baca Juga:
Cara Jitu Menghilangkan Jerawat Bandel Secara Alami
Lanjut Ketua Srikandi ini, pencapaian tersebut bukan tanpa sebuah perjuangan yang terus-menerus dilakukan oleh kaum perempuan hingga saat ini.
Walau baginya, perjuangan demi perjuangan dilakukan untuk mengeluarkan kungkungan sistem, kungkungan budaya, kungkungan ideologi yang mengatasnamakan perempuan sebagai makhluk lemah.
“Perempuan masih dianggap sebagai kaum subordinat sehingga masih terus terjadi kekerasan, pelecehan, tekanan terhadap perempuan.” Lanjut Tuti.
Atas nama perempuan, Tuti menghimbau, untuk membuka mata, melihat seberapa banyak kasus yang terjadi disekeliling hanya karena orang-orang menganggap perempuan sebagai kaum subordinat. Oleh karena itu, melalui pada hari perayaan Hari Perempuan Internasional ini masyarakat yang sadar, agar menolak lupa terhadap kasus-kasus yang terjadi pada perempuan saat ini.
Baca: Menyayat Hati, Ini Arti Lirik Lagu ‘Balo Lipa’ yang Buat Pengantin Pria Nekat Peluk Mantan
“Pada hari ini pula, menandai pentingnya terus menyuarakan hak-hak perempuan melalui aksi-aksi kolektif di segala sektor.” Ungkapnya di hadapan peserta aksi.
Sorak perempuan menuntut untuk menghentikan kekerasan seksual serta ciptakan rasa aman untuk perempuan, hentikan kebijakan PHK terhadap pekerja yang hamil. Selain itu, mereka juga menuntut kepada pihak perusahaan yang memperkejakan buruh perempuan untuk memberikan cuti haid dan cuti melahirkan.
“Hentikan KDRT, Wujudkan pendidikan berbasis gender,” Tambahnya.
Baca: 3 Kisah Cinta Pedih, Peluk Mantan Kekasih di Pelaminan
Dalam aksi tengah siang tadi, turut pula disuarakan suara pengungsi atau pencari suaka perempuan dan anak yang selama ini mengalami represifitas dan diskriminasi hingga tindak rasialis.
Sebelum membubarkan diri dengan tertib, Tuti kembali menghimbau kepada kaum perempuan hingga lelaki untuk saling mengingatkan bahaya pelecehan. “Jangan lupa kabarkan ke orang terdekat anda bahwa pelecehan, kekerasan dan tekanan terhadap perempuan sangat dekat dengan anda, Hidup Perempuan!” Tutupnya.
Penulis : Agus Mawan