25 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomePolitikStrategi Cerdas PPP Sulsel Tingkatkan Elektoral Partai

Strategi Cerdas PPP Sulsel Tingkatkan Elektoral Partai

PenulisWidyawan
- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah melakukan rembuk penentuan ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang dikemas dalam Muktamar ke-IX.

Muktamar ini berlangsung sejak hari Jumat (18/12/2020) kemarin sampai tanggal (21/12/2020) mendatang, berpusat di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar

Muktamar kali ini, Sulsel yang bertindak sebagai tuan rumah tidak mendorong kader lokal untuk maju sebagai ketua umum. Mereka justru mempercayakan suara Sulsel kepada kader senior PPP, Suharso Monoarfa.

Padahal, Sulsel memiliki kader potensial dan mumpuni untuk duduk di jabatan tersebut, sebut saja Amir Uskara, yang saat ini tengah menjabat sebagai wakil ketua umum DPP PPP.

Menurut pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Prianto, ada tindakan cerdik yang sebenarnya sedang digencarkan oleh PPP Sulsel.

Mereka sepertinya sengaja tidak menaruh kader di jabatan ketua, tetapi mengincar di bawahnya. Sebab, upaya peningkatan elektoral harus tetap dimulai dari bawah.

“Sebenarnya kepemimpinan lokal lebih strategis dan menentukan. Sebagai pertimbangan, bagaimana pencapaian usungan PPP di Pilkada Serentak 2020 ini misalnya. Saya kira keputusan-keputusan seperti itu akan lebih punya pengaruh pada perolehan suara partai di 2024,” jelas Lujur kepada Sulselekspres.com, Sabtu (19/12/2020).

Dengan begitu, PPP Sulsel akan memasifkan pekerjaan di jajaran daerah. Sementara kader yang duduk di pusat hanya akan digunakan sebagai jembatan dan stimulus pekerjaan yang sulit dijangkau kader daerah.

“Daya jangkau kepemipinan di level nasional juga kadang berjarak dengan konstituen, kecuali soal kemudahan akses dan mobilisasi pada sumber daya nasional,” terangnya.

Luhu mengatakan Muktamar merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan elektoral partai. Terlebih lagi jika hasil Muktamar, khususnya dalam penentuan ketua umum bisa berlangsung secara aklamasi, atau setidaknya terjadi akad mufakat antara sejumlah calon yang maju.

“Muktamar PPP ini sangat strategis untuk eksistensi mereka di Pemilu 2024. Kalau perebutan kekuasaan sangat kompetitif dan calon yang kecewa menarik gerbong dari kepengurusan, tentu akan sangat riskan perkembangan elektoral partai ini,” lanjutnya.

Luhur menambahkan, PPP Sulsel sendiri untuk saat ini berada di kalangan partai kelas menengah. Sebab, sejumlah kadernya sudah berhasil mengambil alih pucuk pimpinan dari partai lain.

Hal ini dinilai tidak lepas dari peran penting kader PPP yang duduk di pimpinan pusat dengan posisi-posisi strategis. Sehingga, secara tidak langsung bisa memberikan dampak yang baik terhadap elektoral partai.

“Tentu pencapaian itu tidak terlepas dari aransemen kader yang berkiprah di DPP. Kehadiran kader PPP Sulsel di DPP serta di jabatan-jabatan politik strategis, akan memudahkan mobilisasi sumber daya nasional ke daerah. Efek elektoral bagi partai pun bisa di peroleh,” bebernya.

Bahkan, penunjukan Makassar sebagai lokasi peringatan hari lahir dan Muktamar ini dinilai sebagai nilai plus. Luhur berpendapat, hal ini tidak lepas dari nilai jual PPP Sulsel di internal partai Ka’bah tersebut.

“Suharso Monoarfa ini calon terkuat, wajar kalau suara Sulsel ada di sana. Tapi Taj Yasin Maemun ini pewaris nashab KH Maemun Zubaer, ia merupakan representasi kultural basis NU dan Jawa. Mengkonsolidasi kekuatan keduanya melalui mekanisme aklamasi adalah hal yang sangat mungkin terjadi,” jelasnya.

Kondisi ini mengharuskan kader PPP Sulsel untuk siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk merebut salah satu posisi strategis di jajaran pengurus pusat.

“Kader PPP Sulsel pun sudah harus siap pada skenario aklamasi. Tentu posisi-posisi strategis tetap akan tersedia bagi kader PPP dari Sulsel,” pungkasnya.

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah melakukan rembuk penentuan ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang dikemas dalam Muktamar ke-IX.

Muktamar ini berlangsung sejak hari Jumat (18/12/2020) kemarin sampai tanggal (21/12/2020) mendatang, berpusat di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar

Muktamar kali ini, Sulsel yang bertindak sebagai tuan rumah tidak mendorong kader lokal untuk maju sebagai ketua umum. Mereka justru mempercayakan suara Sulsel kepada kader senior PPP, Suharso Monoarfa.

Padahal, Sulsel memiliki kader potensial dan mumpuni untuk duduk di jabatan tersebut, sebut saja Amir Uskara, yang saat ini tengah menjabat sebagai wakil ketua umum DPP PPP.

Menurut pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Prianto, ada tindakan cerdik yang sebenarnya sedang digencarkan oleh PPP Sulsel.

Mereka sepertinya sengaja tidak menaruh kader di jabatan ketua, tetapi mengincar di bawahnya. Sebab, upaya peningkatan elektoral harus tetap dimulai dari bawah.

“Sebenarnya kepemimpinan lokal lebih strategis dan menentukan. Sebagai pertimbangan, bagaimana pencapaian usungan PPP di Pilkada Serentak 2020 ini misalnya. Saya kira keputusan-keputusan seperti itu akan lebih punya pengaruh pada perolehan suara partai di 2024,” jelas Lujur kepada Sulselekspres.com, Sabtu (19/12/2020).

Dengan begitu, PPP Sulsel akan memasifkan pekerjaan di jajaran daerah. Sementara kader yang duduk di pusat hanya akan digunakan sebagai jembatan dan stimulus pekerjaan yang sulit dijangkau kader daerah.

“Daya jangkau kepemipinan di level nasional juga kadang berjarak dengan konstituen, kecuali soal kemudahan akses dan mobilisasi pada sumber daya nasional,” terangnya.

Luhu mengatakan Muktamar merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan elektoral partai. Terlebih lagi jika hasil Muktamar, khususnya dalam penentuan ketua umum bisa berlangsung secara aklamasi, atau setidaknya terjadi akad mufakat antara sejumlah calon yang maju.

“Muktamar PPP ini sangat strategis untuk eksistensi mereka di Pemilu 2024. Kalau perebutan kekuasaan sangat kompetitif dan calon yang kecewa menarik gerbong dari kepengurusan, tentu akan sangat riskan perkembangan elektoral partai ini,” lanjutnya.

Luhur menambahkan, PPP Sulsel sendiri untuk saat ini berada di kalangan partai kelas menengah. Sebab, sejumlah kadernya sudah berhasil mengambil alih pucuk pimpinan dari partai lain.

Hal ini dinilai tidak lepas dari peran penting kader PPP yang duduk di pimpinan pusat dengan posisi-posisi strategis. Sehingga, secara tidak langsung bisa memberikan dampak yang baik terhadap elektoral partai.

“Tentu pencapaian itu tidak terlepas dari aransemen kader yang berkiprah di DPP. Kehadiran kader PPP Sulsel di DPP serta di jabatan-jabatan politik strategis, akan memudahkan mobilisasi sumber daya nasional ke daerah. Efek elektoral bagi partai pun bisa di peroleh,” bebernya.

Bahkan, penunjukan Makassar sebagai lokasi peringatan hari lahir dan Muktamar ini dinilai sebagai nilai plus. Luhur berpendapat, hal ini tidak lepas dari nilai jual PPP Sulsel di internal partai Ka’bah tersebut.

“Suharso Monoarfa ini calon terkuat, wajar kalau suara Sulsel ada di sana. Tapi Taj Yasin Maemun ini pewaris nashab KH Maemun Zubaer, ia merupakan representasi kultural basis NU dan Jawa. Mengkonsolidasi kekuatan keduanya melalui mekanisme aklamasi adalah hal yang sangat mungkin terjadi,” jelasnya.

Kondisi ini mengharuskan kader PPP Sulsel untuk siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk merebut salah satu posisi strategis di jajaran pengurus pusat.

“Kader PPP Sulsel pun sudah harus siap pada skenario aklamasi. Tentu posisi-posisi strategis tetap akan tersedia bagi kader PPP dari Sulsel,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img