Push haus kekuatan Yamaha
Di ujung lain dari skala, kelemahan terbesar Yamaha tetap kurangnya kecepatan tertinggi dibandingkan dengan saingan V4-nya sebagai mesin inline empat tetap pada daya.
12 bulan yang lalu Yamaha menghadapi tugas yang semakin menanjak di Honda dan Ducati dengan motornya yang kurang bertenaga yang tidak cocok dengan paket elektronik dan ban Michelin.
Yamaha telah mengambil langkah-langkah signifikan di departemen itu setelah perbaikan departemen teknis yang telah menghasilkan membantu menjaga masa pakai ban dengan menciptakan pengiriman tenaga yang lebih lancar dan stabil di tikungan keluar.
Ditambah dengan dorongan tambahan dari musim terobosan Fabio Quartararo dan dua kemenangan Maverick Vinales – hanya satu lebih sedikit dari Ducati pada 2019 – pabrik Iwata mengalahkan saingan Italianya untuk menjadi runner-up di kejuaraan dunia pabrikan MotoGP.
Tetapi kelemahan utama lainnya tetap kecepatan tertinggi yang terus-menerus membuat membaca menyakitkan dari statistik kecepatan perangkap. Rata-rata pembalap Yamaha telah 6km / h di atas pemimpin sementara Suzuki bahkan telah menutup celah untuk Yamaha selama setahun terakhir.
Kelemahan memberi Quartararo tugas yang hampir mustahil untuk melawan Marc Marquez untuk meraih kemenangan dalam pertarungan putaran terakhir di Misano dan Buriram, sementara situasi yang sama pada akhirnya adalah kehancuran Vinales melawan pebalap Repsol Honda di Phillip Island.
