MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Acara Gerakan Nasional Sahabat Indonesia Hijau resmi di launching oleh Dr. Ir. Hilman Nugroho selaku Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (Dirjen PDASLH) Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) pada 26 Oktober 2017 di Lapangan Awwalul Islam parangloe Makassar.
Kegiatan tersebut digagas oleh pimpinan pusat pemuda muhammadiyah bersama pimpinan daerah pemuda muhammadiyah kota makassar yang dihadiri kurang lebih 400 peserta baik dari unsur muspida, TNI, Organisasi Kepemudaan, pecinta alam, maupun dari perguruan Muhammadiyah.
Sebelum launching, kegiatan diawali dengan seminar nasional lingkungan hidup dengan 2 (dua) pembicara yaitu Dirjen PDAS KLHK RI, Hilman Nugroho dan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Andi Fajar Asti. Sesi terakhir seminar adalah penyerahan perangko Edisi Khusus “menanam 25 pohon selama hidup” yang diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo dan penyerahan secara simbolis bibit tanaman kepada peserta dari unsur sekolah, perguruan tinggi, pemerintah dan komunitas pecinta alam.
Pada kesempatan ini, Hilman nugroho berpesan bahwq pemerintah pasyi akan melibatkan komunitas masyarakat termasuk pemuda muhamamdiyah dalam menjalankan program pemerintah kedepan. Melihat sumber daya yang dimiliki pemuda muhammadiyah yang begitu besar di Indonesia dengan jejaringnya.
“Kami siapkan bibit gratis dari spesias apapun kepada pemuda muhammadiyah Jika ingin berpartisipasi dalam program penyelamatan hutan dan penyediaan oksigen bagi mahluk hidup di bumi”. Tegas Hilman Nugroho.
Sementara Menurut Andi Fajar Asti dalam materinya menegaskan bahwa digagasnya GN-Sahih adalah tindak lanjut dari Training Of Trainer (TOT) bidang lingkungan hidup tahun lalu untuk mengemas program lebih massif lagi. Sehingga memneri dampak positif menjadikan indonesia sebagai paru-paru dunia. Tentu itu hanya bisa di wujudkan melalui penyelamatan hutan.
Dia menjelaskan program ini hanya akan berjalan efektif jika melibatkan masyarakat secara partisipatoris termasuk Jaringan pemuda muhammadiyah. Salah satu hal mendesak adalah bagaimana menghadirkan hutan kota dan ruang terbuka hijau yang ramah lingkungan.
“Hari ini kita disuguhkan oleh pembangunan fisik yang begitu massif dan tidak terkontrol. Hutan beton tumbuh dimana-mana sebagai akibat bonus demografi. Dengan demikian perlu keseriusan pemerintah melakukan pengawasan yang terkoneksi dengan kajian lingkungan hidup sehingga setiap perizinan mendirikan bangunan harus ramah lingkungan. Dan yang terpenting adalah luas hutan kota ataupun ruang terbuka hijau adalah minimal 30% untuk menghasilkan kondisi udara perkotaan yang sehat” Tegas Andi Fajar asti.
Acara launching ditandai dengan aksi penanaman bibit pohon dan penandatanganan diatas papan komitmen GN-Sahih oleh seluruh perwakilan peserta.