31 C
Makassar
Saturday, June 29, 2024
HomeRagamGame Online Asyik Tapi Bisa Bikin Negara Rugi ?

Game Online Asyik Tapi Bisa Bikin Negara Rugi ?

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Salah satu berita terpopuler CNBC Indonesia di kalan tech berkaitan dengan game online. Salah satunya soal game online battle royale seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG), Fortnite, hingga Mobile Legends yang ternyata bisa merugikan negara.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia ketika itu, Mirza Adityaswara mendorong agar generasi penerus bangsa Indonesia, yang sering disebut generasi milenial, mampu menciptakan game sendiri. Bila perlu game yang mampu menarik perhatian WNA, sehingga ketika mereka mengunduh, akan membawa aliran dana masuk ke dalam negeri.

Ia mengatakan, misalnya harga satu game online sebesar Rp 7.000 sampai Rp 10.000 atau sekitar US$ 0,5, namun ketika yang mengunduh mencapai dua juta orang per hari, tentu membuat dana yang keluar dari Indonesia cukup besar.

“Kalau kita main game itu kelihatan enggak di NPI? Sekarang sih enggak, tapi yang pasti itu uang Indonesia ke luar. Mungkin hanya setengah dolar, tapi kalau yang main dua juta orang, ya itu uang keluar untuk games itu,” ujarnya dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (1/1/2020).

Selain mendorong generasi milenial Indonesia menciptakan game online berbayar, dia juga ingin agar anak bangsa bisa lebih menekuni dunia industri kreatif lainnya, seperti perfilman. Menurutnya, jika film karya anak bangsa bisa diputar di luar negeri, tentu turut menyumbang aliran dana masuk.

Sebagai informasi, NPI merupakan cerminan dari aliran uang yang masuk dan keluar dari Indonesia. Kala kita melakukan impor, atau membeli barang dari luar negeri, ya jelas saja uang yang dibayarkan akan keluar dari Indonesia. Begitu pula sebaliknya.

Nah, NPI itulah yang merupakan rekaman dari seluruh transaksi yang melibatkan hampir seluruh penduduk Indonesia. Bila dalam catatan NPI nilainya negatif, itu berarti lebih banyak uang yang keluar dari Indonesia ketimbang yang masuk. Istilahnya lebih besar pasak dari pada tiang.

Kasusnya sama dengan game online. Di dalam berbagai jenis game sekarang ini, terutama yang ada di platform mobile, hampir selalu ditemukan model transaksi.

Seringkali sebuah game menjual sebuah barang tertentu yang hanya bisa dibeli menggunakan uang nyata. Misalnya saja dalam game Player Unknown Battleground ya (PUBG) Mobile dimana pengguna harus membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan barang-barang yang sifatnya hanya kosmetik (tidak mempengaruhi permainan).

Lalu uang tersebut larinya kemana? Tentu saja ke publisher terkait. Sayangnya, sebagian publisher tersebut tidak memiliki kantor yang berbasis di Indonesia.

BACA: Di Negara Ini Anak Dilarang Main Game Setelah Pukul 22.00

Contohnya game mobile yang paling populer di Indonesia, Mobile Legends, yang publisher-nya, Moonton baru dikabarkan berencana membuka kantor di Indonesia pada September 2018 lalu.

Artinya sejak pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2016, hampir tidak ada operasi Moonton yang dilakukan di Indonesia. Dengan dengan kata lain, hampir seluruh uang yang dikeluarkan pemain dari Indonesia akan berhamburan ke luar negeri.

Sebuah lembaga riset, Newzoo mencatat total pendapatan industri game di Indonesia pada tahun 2017 mencapai US$ 880 juta atau setara dengan Rp 11 triliun. Dengan jumlah tersebut, Indonesia tercatat sebagai pasar industri game terbesar ke-16 di dunia.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img